Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Lainnya - dibuang sayang

Ngopi dulu ☕

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Prambanan: Cinta Ditolak, Bandung Bondowoso Mengutuk Roro Jonggrang Jadi Candi ke-1000

16 Desember 2020   10:05 Diperbarui: 16 Desember 2020   10:10 1564
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Roro Jonggrang dan Bandung Bondowoso (goresanku.com)


Masuknya Hindu-Buddha ke Nusantara pada awal tarikh Masehi membawa perubahan tersendiri bagi nenek moyang kita pada saat itu dan hingga kini kita masih dapat menikmati warisan mereka.

Mereka kini meninggalkan cagar budaya yang tak ternilai di tengah-tengah mayoritas populasi Indonesia Muslim.

Masuknya Buddha konon dibawa pertama kali oleh seorang pengembara asal Cina yang bernama Fa Hien. Sedangkan Hindu dibawa oleh juga seorang pengelana, tapi asal India yang bernama Dwipayana.

Awal-awal kerajaan Hindu-Buddha ini, pada abad ke 4 di Jawa Barat ada Kerajaan Tarumanegara. Lantas pada abad ke 16 berdiri Kerajaan Sunda. Pada abad ke 7 di Sumatera ada Kerajaan Sriwijaya yang bernafaskan Buddha.

Telepose, demikian orang Cina menyebutkan Sriwijaya. Buddha amat dominan, bahkan di sana berdiri perguruan tinggi agama Buddha yang pernah didatangi I Ching asal Cina untuk belajar.

Jika tadinya nenek moyang kita menganut faham animisme (memuja roh leluhur) dan dinamisme (memuja benda-benda), dengan masuknya Hindu-Buddha maka nenek moyang kita menganut salah satu keyakinan tersebut.

Masuknya Hindu-Buddha juga berpengaruh kepada sistem pemerintahan. Sekarang mereka mulai dipimpin oleh seorang Raja, yang sebelumnya hanya Kepala Suku.

Dalam Kerajaan Hindu-Buddha sastra juga mengalami perkembangan. Bahkan mereka sudah mampu membuat kitab berupa cerita Ramayana, Bharatayudha, dan sebagainya.

Dengan mulai mengenalnya mereka pada tulisan, Raja juga membuat undang-undang dalam catatan untuk dipatuhi rakyat atau kepala daerah.

Teknologi juga mengalami kemajuan, Kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha mulai menggunakan satuan mata uang untuk memudahkan pembayaran, yang mana dulunya mereka menggunakan sistem barter.

Dengan adanya perintah Raja, teknologi pembuatan arsitektur bangunan atau candi juga mulai muncul. Hingga kini kita dapat menikmati warisan itu, berupa bangunan dan candi Hindu atau Buddha.

Candi Hindu dan Buddha dapat dibedakan dari bentuk atau fungsinya. Candi Hindu berfungsi untuk pemakaman, sedangkan candi Buddha untuk pemujaan.

Siapa yang tak kenal dengan salah satu dari 8 keajaiban dunia, yaitu candi Borobudur. Mereka yang tinggal di wilayah Jawa Tengah boleh bermegah diri, karena setidaknya ada dua candi yang fenomenal, yaitu (yang terbesar) Candi Borobudur yang terletak di Magelang.

Candi megah yang didirikan pada 770 Masehi hingga 820 Masehi itu bahkan masuk dalam daftar Situs Warisan Dunia. Pada tahun 1365 Mpu Prapanca menulis dalam bukunya Negarakertagama tentang keberadaan candi Borobudur itu. 

Di DIY Yogyakarta dan Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, juga berdiri megah candi Prambanan

Jika Borobudur candi Buddha dan candi terbesar, sedangkan Prambanan merupakan candi Hindu yang merupakan kedua terbesar di Indonesia. Dan dengan demikian menjadi candi Hindu terbesar di Indonesia.

Prambanan sudah masuk Situs Warisan Dunia UNESCO, dan menjadi salah satu candi Hindu paling megah di Asia Tenggara. Prambanan didirikan oleh Ratu Pikatan pada tahun 850 Masehi, lantas disempurnakan oleh Balitung Maha Sambu pada masa Kerajaan Medang Mataram.

Di atas dikatakan ciri-ciri candi Hindu pada fungsinya adalah sebagai tempat pemakaman. Pada mulanya dalam mendirikan candi Prambanan ini sebagai saingan dari candi Borobudur, akan tetapi dimaksudkan juga dijadikan sebagai tempat pemujaan kepada Trimurti

Trimurti adalah tiga dewa agama Hindu yang sangat dihormati, yaitu Dewa Brahma sebagai Dewa Pencipta, Desa Wisnu sebagai Pemelihara, dan Dewa Syiwa sebagai Pemusnah. 

Dari adanya arca Syiwa di ruang utama candi,  setinggi tiga meter, hal itu mengindikasikan jika jika Dewa Syiwa lebih diutamakan.

Secara geografis, keajaiban dunia yang diakui UNESCO ini berlokasi selain di Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten, juga di Kecamatan Prambanan (Sleman, DIY Yogyakarta).

Anda pernah mendengar nama Bandung Bondowoso terkait Candi Prambanan?

Konon Candi Prambanan ini didirikan hanya dalam waktu 1 hari saja oleh Bandung Bondowoso (yang berasal dari Kerajaan Pengging di Jawa Tengah) yang memiliki ilmu yang sakti mandraguna.

Asal muasal Candi Prambanan dalam versi lain konon karena Bandung Bondowoso sakit hati lantaran cintanya ditolak oleh Roro Jonggrang. Pada saat itu Bandung Bondowoso sudah menyelesaikan 999 candi (Candi Sewu). Maka dikutuk lah Roro Jonggrang menjadi candi yang ke-1000, yaitu Prambanan.

Apapun yang terjadi, yang pasti kedua warisan itu kini menarik perhatian dunia. Candi Buddha Borobudur dan Candi Hindu Prambanan menjadi destinasi wisata yang menawan dan membanggakan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun