Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Lainnya - dibuang sayang

Ngopi dulu ☕

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sri Mulyani Kalah dari Nicke Widyawati dalam "100", Kenapa?

10 Desember 2020   09:01 Diperbarui: 10 Desember 2020   09:04 307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sri Mulyani dan Nicke Widyawati (suarasiber.com)


Nicke Widyawati, Direktur Utama Pertamina boleh kalah gengsi dalam soal jabatan, dari siapa?

Dari Menteri Keuangan Sri Mulyani. Tapi dalam soal penghargaan di Tahun Tikus Logam ini, ternyata Nicke Widyawati, wanita kelahiran Tasikmalaya, 25 Desember 1967 itu tidak kalah, bahkan mengalahkan Sri Mulyani.

Rabu, 9 Desember 2020, Forbes merilis "The World's 100 Most Powerful Women 2020".

Dari Indonesia ada dua orang yang masuk daftar 100 Wanita Paling Berpengaruh Di Dunia itu. Keduanya adalah Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati yang duduk di posisi ke 25, dan satunya lagi adalah Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati di posisi ke 78.

Pemegang puncak daftar tersebut adalah Kanselir Jerman Angela Merkel di posisi pertama, ke 2 adalah Christine Lagarde, ke 3 Kamala Harris, dan ke 4 adalah Melinda Gates.

Dalam keterangannya, Forbes menyatakan jika Sri Mulyani berusaha keras untuk meningkatkan kepatuhan membayar pajak, layanan e-Filling, reformasi perpajakan, dan pendapatan negara.

Sedangkan Nicke Widyawati, dikatakan Forbes dianggap berhasil "meningkatkan ekspektasi investor".

Jelas dalam daftar 100 Menteri Keuangan Sri Mulyani kalah dari Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati. Sri Mulyani di posisi ke 78, sementara Nicke Widyawati di posisi ke 25.

Nilai plus atas kinerja Nicke Widyawati, juga tercatat dan mengharumkan nama Indonesia ketika belum lama ini Nicke Widyawati juga berada di posisi ke 16 dalam "50 Most Powerful Women International" versi Fortune, majalah bisnis Amerika Serikat.

50 Fortune itu adalah kalkulasi untuk eksekutif perusahaan-perusahaan global bertaraf internasional. Pertamina salah satunya. Eksekutif wanita ini berasal dari perusahaan-perusahaan global lainnya seperti perbankan, asuransi, pertambangan, Unilever, farmasi, dan sebagainya. 

Kursi pertama eksekutif itu diduduki oleh Emma Walmsley, CEO GlaxoSmithKline, perusahaan obat-obatan yang berasal dari Inggris. Sedangkan ke 2 adalah Jessica Tan, CEO dan Executive Director Ping An Group, perusahaan asuransi.

Dalam kata pengantarnya, Fortune menyebutkan jika Nicke Widyawati merupakan seorang pemimpin dari sebuah perusahaan negara yang membawahi 32.000 karyawan di seluruh dunia dan perusahaan yang berpendapatan lebih dari 54,6 miliar dolar AS per tahunnya.

Dengan demikian, Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati merupakan satu-satunya eksekutif perusahaan Indonesia yang masuk daftar 50.

Secara keseluruhan, Fortune menilai ke 50 eksekutif wanita itu adalah memiliki kemampuan untuk bangkit dari perusahaan yang dipimpinnya, serta bertahan di masa pandemi Covid-19 seperti sekarang ini.

Tak disangka, padahal sebelumnya, Pertamina menjadi trending topic di media sosial terkait perusahaan pelat merah itu mengalami kerugian di semester pertama tahun ini. Padahal pada periode yang sama tahun lalu, Pertamina meraup untung. Perusahaan minyak dan gas ini pun lantas keluar dari 500.

Komisaris Pertamina, Basuki Tjahaja Purnama lantas dicerca habis-habisan oleh orang yang membencinya. Dialah dianggap orang yang paling bertanggungjawab atas kerugian tersebut. Banyak pihak meminta agar jabatan mantan Gubernur DKI Jakarta itu dicopot saja.

Akan tetapi Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan tidak perlu ada penggantian jabatan. Menurutnya, kerugian Pertamina itu wajar saja. Di tengah pandemi Covid-19 seperti sekarang ini, bukan Pertamina saja yang rugi.

Perusahaan-perusahaan migas lainnya di dunia bahkan mengalami kerugian yang jauh lebih besar, seperti BP asal Inggris, atau Shell asal Belanda dan Exxon asal Amerika Serikat.

Bahkan Saudi Aramco asal Arab Saudi yang digadang-gadang sebagai perusahaan (minyak) yang paling menguntungkan di dunia, kendati masih untung akan tetapi keuntungannya sangat tergerus akibat pandemi Covid-19.

Sri Mulyani memang mencatat sejumlah prestasi. Pada tahun 2008, wanita kelahiran Bandar Lampung, 26 Agustus 1962 (58) itu mendapatkan reward sebagai Finance Minister of The Year 2008 for Asia.

Bahkan pada tahun 2018, Sri Mulyani dinobatkan sebagai Best Minister in the World, alias Menteri Terbaik di Dunia. Saat itu Sri Mulyani mendapatkan Award nya di di Dubai, Uni Emirat Arab pada kesempatan World Government Summits.

"Tahun lalu Sri Mulyani mengantongi penghargaan Menteri Terbaik," kata Forbes, Rabu (9/12/2029).

Sedangkan Nicke Widyawati dinilai berhasil meningkatkan pendapatan perusahaan minyak terbesar di Indonesia ini 55 miliar USD, dan mengantongi laba bersih 2,5 miliar USD pada tahun 2019.

Selamat untuk Nicke Widyawati dan Sri Mulyani. Sukacita dan kebanggaan buat Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun