Ibarat dalam ranah sepakbola ada istilah musuh bebuyutan, atau kah istilah ini justru dipetik dari dua negara. Nyatanya bukan rahasia lagi jika sesama rumpun Melayu, Malaysia dan Indonesia adalah musuh bebuyutan sejak dulu.
Entah darimana mulanya, yang jelas Soekarno, Presiden pertama RI, pada tahun 60 an pernah menyerukan kata "Ganyang Malaysia!".
Wilayah yang dijuluki dengan Negeri Jiran tersebut sering membuat panas kuping dengan berbagai macam tingkahnya. Pulau milik Indonesia diklaim sebagai milik mereka, juga dalam hal budaya, mereka juga memanas-manasi.
Belum lagi dalam olahraga. Dalam perebutan Piala Thomas tahun 1967, lambang supremasi bulutangkis beregu putra itu menjadi milik mereka karena mereka licik!
Dan yang teranyar, Malaysia melalui Menteri Penerangannya Zainuddin Zam Maidin sempat mengejek Indonesia karena Republik Demokratik Timor Leste (dahulu Timor Timur) ternyata bisa lepas begitu saja dari cengkeraman NKRI.
Zainuddin menuding Presiden RI saat itu BJ Habibie sengaja memberikan kemerdekaan kepada Bumi Lorosae dengan mengijinkan suatu referendum, yang mana jajak pendapat yang disponsori PBB pada 30 Agustus itu berujung kepada opsi yang dipilih oleh hampir 80 persen rakyat Timor Timur, lepas dari Indonesia.
"Si Anak Hilang" menyatakan kemerdekaannya dari Portugis pada 28 Nopember 1975, Fretilin (Front Revolusi Kemerdekaan Timor Timur) yang mendeklarasikan nya.Â
Beberapa hari berselang, militer Indonesia dengan maksud klaim "Si Anak Hilang" merupakan bagiannya, mereka menganeksasi Bumi Lorosae. Kota pertama yang direbut pasukan Kopassus itu adalah Baucau, kota kedua terbesar di Timor Timur.
Konon, penerjunan Kopassus itu ada faktor Amerika Serikat di belakangnya. Melalui Menteri Luar Negeri nya saat itu, Henry Kissinger, Amerika memerintahkan Indonesia untuk menginvasi negara bayi tersebut.
"Si Anak Hilang" adalah julukan yang diberikan Presiden RI Soeharto kepada Bumi Lorosae. Julukan itu diberikan karena Timor Timur berlainan dengan wilayah-wilayah lainnya di Nusantara yang dipengaruhi Belanda. Bumi Lorosae dikoloni Portugis.
Paska jajak pendapat.
Seakan tak rela "Si Anak Hilang" lepas dari cengkeraman, militer Indonesia dengan bantuan dari milisi Anti Kemerdekaan Timor Timur masih ingin mempertahankan Bumi Lorosae sebagai propinsi mereka yang ke 27.
Kopassus dan milisi Anti Kemerdekaan Timor Timur pun mengadakan genosida besar-besaran dan sekitar 300 ribu orang terpaksa mengungsi ke wilayah Timor Barat. Banyak infrastruktur yang hancur dan berantakan.
Untuk mengakhiri kekerasan, PBB membentuk INTERFET (Angkatan Udara Internasional Untuk Timor Timur). Mereka terdiri dari 20 negara anggota PBB seperti dari Inggris, Selandia Baru, dan Australia.
Datangnya mereka, mau tak mau harus berhadapan dengan Kopassus. Nyaris terjadi bentrokan berdarah antara militer Indonesia yang dibantu milisi Pro-Indonesia dengan Interfet, terutama pasukan Australia.
Komandan pasukan Indonesia Letjen Kiki Syahnakri mewanti-wanti agar menghindari bentrokan berdarah, padahal sedikit saja terjadi gesekan, perang terbuka antara Indonesia dan Australia tak terhindarkan lagi.
Perdana Menteri Australia saat itu John Howard mengklaim jika Australia sangat berperan bagi kemerdekaan Timor Timur. Setelah diterjunkannya Interfet, 3 tahun kemudian, Timor Timur resmi diakui sebagai sebuah negara pada 20 Mei 2002.
Sejak itu namanya berubah menjadi Timor Leste (Leste berasal dari Bahasa Portugis).
Nah, itulah yang diledek Malaysia, Timor Timur koq bisa lepas begitu saja dari bagian Indonesia? Mereka menyindir Presiden ke 3 RI BJ Habibie yang sengaja melepaskan Bumi Lorosae.
Bukan hanya sampai disitu, kecurangan Malaysia juga terlihat dari sikap mereka yang menuduh Islam di Indonesia identik dengan sekularisme. Menurut mereka, Islam tidaklah cocok dengan hal-hal seperti itu.
Negeri Jiran menganggap sejumlah cendekiawan Muslim Indonesia seperti Abdurahman Wahid (Gus Dur), Harun Nasution, dan Nurcholish Madjid (Cak Nur) berbahaya karena mereka cenderung menyesatkan Muslim Melayu.
Malaysia memandang Indonesia sebagai ancaman, dimana Indonesia adalah negara yang besar dalam agama dan politik.
Kini dua dekade sudah sampai, namun Timor Leste nampaknya menyesal mengapa dulu mereka begitu ngotot ingin merdeka dari Indonesia. Negeri ini masih morat-marit perekonomiannya.
UNDP (United Nations Development Programme) menempatkan Timor Leste di urutan ke 152 dari 162 negara termiskin di dunia.
Ada juga kelaparan. Global Hunger Index mengklaim Timor Leste sebagai negara terlapar di dunia setelah Chad di Afrika Tengah.
Mau balik lagi menjadi NKRI?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H