Nikita Mirzani menjadi sorotan publik, namanya menjadi trending topic di media sosial. Keberaniannya menyerang Habib Rizieq Shihab dengan sebutan "tukang obat" menyebabkan Nikita mendapat julukan baru "Si Ratu Nyali".
Julukan itu diberikan oleh teman Nikita, pengacara kondang Hotman Paris.
Di Instagramnya, Hotman Paris membagikan video polisi sedang berjaga-jaga di sekitar kediaman Nikita.
Uztaz Maaher At-Thuwailibi, salah seorang pendukung Sang Imam mengultimatum Nikita agar dalam waktu 1x24 meminta maaf atas pernyataannya, jika tidak, maka pihaknya akan mengerahkan 800 laskar FPI untuk menggeruduk rumah Nikita.
"Jangankan 800, tambah 200 lagi, gua ga takut, nanti gua akan bikin open house di rumah," ujar Nikita merespon pertanyaan Ustaz Maaher.
Sikap lainnya datang dari Alwi Shihab yang mengancam akan mempolisikan Nikita jika dalam 1x24 jam tidak mengklarifikasi dan meminta maaf. Berbeda dengan keduanya, Tim Kuasa Hukum FPI Aziz Yanuar mengatakan perkataan Nikita tidak usah ditanggapi. "Anggap sampah saja," katanya.
Lantas untuk mengantisipasi terjadi sesuatu yang tidak diinginkan polisi melakukan patroli di sekitar rumah Nikita di Pesanggrahan, Jakarta Selatan.
Dalam keterangannya kepada para wartawan, pihak kepolisian mengatakan kendati hal tersebut tidak diminta oleh Nikita, akan tetapi polisi akan tetap berpatroli sampai situasi kondusif kembali.
"Untuk antisipasi jangan sampai ada apa-apa," kata Kapolres Metro Jakarta Selatan, Kombes Pol Budi Sartono.
Seperti gemasnya Hotman Paris melihat tingkah sahabatnya, masih banyak lagi yang memuji dan menyebut Nikita itu lucu.
Setiap respon yang dicetuskan pendukung HRS, selalu dijawab oleh Nikita dengan lucu.
"Kenapa kau ini, sobatku?" Kata Hotman.
Berangkat dari tingkah laku Nikita, termasuk menyerang Habib Rizieq Shihab, muncul meme di media sosial, Nikita mengenakan baju putih berlatar belakang bendera merah putih, bertuliskan "Nikita For President 2024". Viral sejak Jum'at (13/11/2020).
Di bawahnya ada kalimat "Negara ini butuh orang gila" Susi Pudjiastuti.
Kalimat "Negara ini butuh orang gila seperti saya" memang berasal dari mantan Menteri Kelautan dan Perikanan periode 2014-2019 Susi Pudjiastuti.
Wanita yang disebut "Nyai" itu beberapa waktu lalu memang pernah mengatakan jika dirinya siap untuk terjun ke dunia politik. Nikita siap untuk menjadi anggota DPR di periode mendatang.
Sosok Nikita memang menarik perhatian, artis ini dikenal sebagai sosok yang kontroversial, namun di balik itu, ibu tiga orang anak ini juga dikenal suka membantu orang yang kesusahan.
Beberapa waktu Nikita sempat mengatakan "Insya Allah siap namun ke depannya bakal banyak serangan dari kanan kiri," Nikita optimis untuk terjun ke dunia politik.
Poster "Nikita For President 2024" lantas mendapat tanggapan dari Direktur Eksekutif Indo Polling Network, sekaligus pengamat politik, Wempy Hadir.Â
Wempy menilai munculnya poster "Nikita For President 2024" karena pemerintah gamang dan ragu untuk melakukan tindakan atas Sang Imam atas berbagai pelanggaran hukum yang dilakukan pemimpin FPI itu.
Pemerintah gamang dan ragu karena FPI dinilai kekuatan besar. Padahal gerakan apa pun di luar negara tidak diperbolehkan.Â
"Poster ini adalah suatu sindiran karena pemerintah tidak berani bersikap tegas. Ini dapat menimbulkan ketidakstabilan politik," kata Wempy.
Hal itu tercermin dari penyambutan Habib Rizieq Shihab yang bahkan melebihi penyambutan meriah yang dihelat untuk seorang raja.
Jalanan menjadi macet, beberapa penerbangan menjadi terganggu, melanggar protokol kesehatan, sejumlah fasilitas di bandara rusak, dan aktivitas di Bandara Soekarno-Hatta sempat lumpuh.
Tidak ada sikap tegas dari pemerintah kepada para pendukung HRS. Para pendukung HRS ini terkesan kekuatannya melampaui negara.
Masyarakat butuh pemimpin yang mampu menindak siapa saja yang melanggar aturan. Di tengah krisis kepercayaan inilah muncul sosok Nikita Mirzani yang berani menyindir HRS dan para pendukungnya.
Jadi munculnya poster "Nikita Mirzani For President 2024" ini sebagai bentuk sindiran dari masyarakat kepada pemerintah, menurut Wempy.
Jika Nikita Mirzani berani melawan kelompok-kelompok itu, mengapa pemerintah tidak?
Sementara itu advokat dan pengamat kebijakan publik Togar Situmorang mengatakan Nikita Mirzani bisa membuat laporan kepada polisi perihal pencemaran nama baik.
"Sebutan tukang obat yang dikeluarkan Nikita itu cuma istilah, tapi sebutan lonte, ini adalah penghinaan dan pencemaran nama baik," kata pemilik Law Firm Togar Situmorang itu, Sabtu (15/11/2020)
Situmorang menjelaskan men tag seseorang dengan kata monyet bisa ditetapkan sebagai tersangka, apalagi dengan ini.
"Negara harus hadir untuk melindungi warganya," kata Situmorang. Nikita disebut lonte oleh Ustaz Maheer.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H