Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Lainnya - dibuang sayang

Ngopi dulu ☕

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Uskup Ini Sebut-sebut Warisan Soeharto bagi Rakyat Timor Leste, Apa Saja?

11 November 2020   10:05 Diperbarui: 11 November 2020   10:43 787
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cristo Rei (timordoben16.blogspot.com)


Sosok Soeharto, Presiden ke 2 RI ternyata hingga kini tidak bisa dilupakan jasa-jasanya bagi rakyat Timor Leste (dahulu Timor Timur).

Kendati pun, Timor Timur menjadi bagian Indonesia pada kurun 1975 hingga 1999 dan berstatus invasi, akan tetapi rakyat di negara yang disebut Bumi Lorosae itu mengakui jika jasa-jasa Soeharto sangat berkesan di hati mereka dan tidak akan terlupakan.

Walau pun tidak sedikit tekanan yang diderita, namun rakyat Timor Timur tak memungkiri banyak pembangunan di segala bidang didirikan di bawah kepemimpinan Presiden Soeharto.

Salah satu puncaknya adalah dibangunnya Patung Cristo Rei atau Patung Kristus Raja setinggi 27 meter. Patung yang didirikan di atas bukit Fatucama itu merupakan patung tertinggi kedua di dunia setelah Patung Christ The Redemeer di Rio de Janeiro, Brasil (36 meter di atas bukit setinggi 1,5 km).

Angka 27 ini melambangkan jika Timor Timur merupakan provinsi Indonesia yang ke 27.

Patung Cristo Rei memang cocok didirikan di Timor Timur yang hampir seluruh penduduknya beragama Kristen. Patung Kristus Raja dengan tinggi 89 kaki ini dapat kita capai puncaknya setelah menaiki 590 tangga di dalamnya.

Patung yang dibangun pada tahun 1996 tersebut pada mulanya dimaksudkan untuk memperingati dua dekade pendudukan Indonesia sembari Soeharto agak meminta maaf atas invasi sejauh itu.

Dalam pembangunannya, Soeharto juga bermaksud ingin menyenangkan rakyat Timor Timur. Patung Kristus Raja dibangun selama 3 bulan dan menelan biaya Rp 5 miliar. Akan tetapi maksud Soeharto menyenangkan hati rakyat Timor Timur itu gagal terwujud.

Pasalnya, Soeharto memiringkan patung tersebut dengan mengarah ke Jakarta, ibukota Indonesia. Dengan demikian, hal tersebut menimbulkan kontroversi di antara orang-orang Bumi Lorosae.

Patung Kristus Raja itu sendiri kini menjadi salah satu tujuan destinasi wisata di Bumi Lorosae.

"Orang-orang Timor Leste tidak akan melupakan jasa-jasa Soeharto," itu dikatakan mantan administrator Apostolik Dili, sekaligus peraih Nobel Perdamaian 1996, Uskup Ximenes Belo.

Seperti diketahui, setelah Portugis menduduki wilayah Timor Timur sejak abad ke 16, Fretilin akhirnya mengumumkan mereka merdeka pada 28 Nopember 1975 namanya disebut menjadi Timor Portugis.

Akan tetapi kemudian timbul konflik yang panjang antara militer Indonesia dengan Fretilin tadi. Ini disebabkan karena militer Indonesia diterjunkan ke Timor Portugis selang beberapa hari setelah Fretilin menyatakan merdeka dari Portugis.

Indonesia ingin menjadikan Timor Timur menjadi provinsi nya yang ke 27.

Pada masa-masa itulah kendati rakyat Timor Timur mendapatkan tekanan, akan tetapi Presiden RI Soeharto dianggap berjasa membangun Tim-tim di segala bidang. Bahasa Indonesia juga diajarkan di sekolah-sekolah di sana.

Kendati rakyat Timor Timur sudah diberi hadiah oleh Soeharto yaitu Patung Cristo Rei tadi, tetapi itu tak cukup, pada akhirnya mereka memilih untuk berdiri sendiri.

Referendum pada 30 Agustus 1999 yang disponsori PBB, 78 persen rakyat Tim-tim memilih untuk lepas dari Indonesia.

Paska jajak pendapat, mengklaim Tim-tim masih menjadi bagian dari NKRI, militer Indonesia dengan bantuan dari milisi Anti Kemerdekaan Tim-tim melakukan tindak kekerasan kepada penduduk di Tim-tim.

Pada akhirnya, setelah masa transisi, Timor Timur resmi diakui sebagai sebuah negara pada 20 Mei 2002.

Merdeka dari Indonesia, berarti mereka harus berdiri sendiri tidak dibantu oleh Indonesia karena Bumi Lorosae bukan lagi menjadi bagian dari Indonesia.

Mereka dapat menghidupi nafkahnya dengan antara lain sejumlah kekayaan minyak bumi dan gas yang mereka punyai.

Dua puluh tahun telah berlalu, Timor Leste lantas disebut-sebut mengalami kebangkrutan. Perekonomian mereka masih morat-marit.

Selain negara miskin (posisi ke 152 dari 162, UNDP), Timor Leste juga kedua terlapar di dunia setelah Chad di Afrika Tengah, Global Hunger Index.

Setengah dari populasi Timor Leste menderita apa yang dikatakan dwarfisme (kekerdilan). Bayi-bayi yang dilahirkan kondisinya sangat mengenaskan, mereka kurus karena kekurangan malnutrisi. Menginjak masa balita, mereka diprediksi bakal mengalami stunting.

Cadangan minyak bumi dan gas mereka hampir habis. Mereka menjadi negara pengutang.

Mantan Presiden Timor Leste Ramos Horta mengecam pemerintah dan Bank Sentral Timor Leste sebagai "bungkam". Karena membiarkan lembaga-lembaga asing menerapkan bunga yang tinggi.

Lembaga yang dimaksud adalah BUMN dari Indonesia, BRI, Bank Mandiri, ANZ, dan BNU yang menerapkan bunga 16 persen.

"Ini sangat menghambat pembangunan Timor Leste ke depannya, rakyat tidak akan mampu membayar," kata Ramos Horta di The Oukosi Post September lalu.

Rakyat Timor Leste menyesal?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun