Alangkah kagetnya, seketika saya membuka pintu dalam mau ke arah pagar depan, di teras rumah tersampak ada seekor bayi ujar kobra merayap-rayap. Seketika pikiran teringat bacaan di media banyak warga yang menemukan ular-ular kobra ini. Saya sendiri mengalaminya.
Seketika saya segera ambil sapu ijuk dan saya beranikan diri menghalau si bayi kobra hingga menjauh dan saya dorong terus sampai sekira lima meter, si bayi kobra langsung menghilang di got saluran air yang kotor.
Anda pernah mengalaminya?
Aji Rachmat, Ketua Yayasan Sioux Ular Indonesia, menjelaskan, setelah musim kawin, induk kobra menaruh telur-telur mereka di sekitar pemukiman warga pada bulan Agustus-September, maka dengan demikian, telur-telur tersebut lantas menetas di Nopember-Desember.
Mengapa ular menaruh telur-telur mereka di sekitar pemukiman. Aji menjelaskan, ini dikarenakan di sekitar pemukiman tersebut banyak ditemukan makanan ular. Dari tikus, katak, jengkerik, cacing, dan burung.
"Itulah yang memancing ular hadir di sekitar pemukiman," katanya, Senin (9/11/2020).
Aji menghimbau kepada siapa saja yang menemukan jangan sampai membunuh ular-ular itu. Sioux Ular Indonesia mengajak masyarakat waspada, tapi jangan sampai membunuh ular-ular itu.
Memang benar, manusia membutuhkan ular untuk menjaga kelestarian lingkungan hidup masa depan, waspada tapi jangan dibunuh. Itulah sebabnya salah satu misi dari Yayasan Sioux Ular Indonesia.
Apa yang harus dilakukan untuk mengatasi ular-ular di musim penghujan ini?
Taruhlah wewangian di halaman rumah, karena wewangian seperti kapur barus, pembersih lantai, dan aroma yang menyengat lainnya sangat dimusuhi sang ular.
Pindahkan jika Anda menemui telur-telur ular di sekitar rumah.