Dino mengatakan jika dulu dia sekolah dan kerja di sana (AS) dan telah melalui beberapa Presiden, belum pernah melihat akhlak Presiden yang seperti ini.
Menurut Dino tidak lah masuk akal dan tidak mendasar tudingan Donald Trump yang mengatakan telah terjadi sejumlah manipulasi suara.
"Tindakan memalukan, jika Trump mau menggugat silakan, saya yakin Biden akan keluar sebagai pemenangnya," kata Dino.
Melihat kondisi seperti itu, tidaklah heran jika ada setidaknya pakar politik yang mengatakan jika Pemilu AS kali ini mirip dengan Pemilu Indonesia tahun lalu.
Pada saat itu Prabowo juga mengklaim jika pihaknya telah memenangkan kontestasi. Ketinggalan dalam jumlah suara yang diraih, Prabowo lantas itu digugat ke Mahkamah Agung, ada manipulasi suara.
Dalam akun Twitternya, Kepala Biro media ABC News di AS, David Lipson, menulis jika pemilihan Presiden di AS kali ini seperti di Indonesia.
Lantas cuitan itu ditanggapi oleh Ross Tapsell. Dalam akun Twitternya, Ross Tapsell, dosen dan pakar Asia Tenggara di Australian National University (ANU) menulis "Ya seperti di Indonesia, barangkali juga jika Trump ditunjuk menjadi Menhan Biden,".
Anda dapat mengerti, Donald Trump ini diibaratkan Prabowo Subianto di Indonesia, sedangkan Joe Biden adalah Joko Widodo.
Pada perkembangannya, setelah pada akhirnya Mahkamah Agung menolak gugatan kubu Prabowo, maka dengan demikian Prabowo mengakui kemenangan Jokowi.
Presiden Jokowi lantas menunjuk Prabowo menjadi Menteri Pertahanan di kabinetnya.
Berandai-andai, jika pun Donald Trump diangkat menjadi Menteri Pertahanan di bawah Biden, maka itu namanya bukan mirip lagi. Itu ibarat peribahasa pinang dibelah dua.