Ferdinand menyebutkan MRT dan LRT merupakan produk dari Ahok dan Jokowi, sedangkan busway merupakan produk dari Sutiyoso.
Selanjutnya Ferdinand mengatakan jika Anies tidak berterimakasih kepada pendahulunya itu, sama saja dengan tidak menghargai mereka.
Bahkan Gilbert Simanjuntak, anggota fraksi PDIP DKI Jakarta, mengatakan Transjakarta pada mula pertamanya adalah usulan dari Fauzi Bowo. MRT dan LRT juga dibuat pada era Bang Yos yang diteruskan ke era Jokowi dan Ahok.
"Anies Baswedan hanya melanjutkan kinerja gubernur sebelumnya," kata Gilbert, Minggu (1/11/2020).
Lepas dari semua pendapat itu, sebenarnya Jakarta juga pernah mendapatkan "Honorable Mention" atau juara ke 2 STA 2020 yang diumumkan pada ajang di Washington DC, AS, 14 Januari 2020.
Lepas dari kebanggaan akan hasil kinerja yang berprestasi itu, sebagai "pendukung" Anies Baswedan, tentunya tanpa Anies Jakarta tidak akan mendapatkan penghargaan ini.
Yang saya tahu, pada masa kepemimpinan Anies Baswedan ini saya mengenal setidaknya dua kartu yang menguntungkan bagi warga Jakarta pengguna moda transportasi, karena harganya yang terjangkau.
Untuk menggunakan Transjakarta, kita cuma kehilangan "pulsa" Rp 3.500 untuk sekali naik busway ini dengan tujuan kemanapun. Dengan menggunakan kartu yang dapat di top up dulu.
Kartu Transjakarta ini juga berintegrasi dengan MRT (Mass Rapid Transit) dan LRT (Light Rail Transit).
Sedangkan untuk Jaklinko (Jakarta Lingkungan Kota) dengan hanya memiliki kartu Jaklinko seharga Rp 30.000 yang dapat dibeli di halte-halte busway yang menyediakan nya, maka kita akan dapat menggunakan kartu ini untuk naik Jaklinko seberapa kali pun.
Jaklinko juga berintegrasi dengan Transjakarta.