ITDP menghimbau negara-negara berkembang untuk melakukan yang benar dan tidak membuat kesalahan dalam penerapan moda transportasi nya. Kesalahan-kesalahan yang dimaksud adalah biaya yang mahal, ketergantungan pada kendaraan pribadi, dan merusak lingkungan.
Ibarat dalam suatu pertandingan olahraga, Jakarta mengalahkan kota-kota besar lainnya di dunia yang ikut dalam penilaian yang dilakukan ITDP itu. Mereka yang disingkirkan Jakarta adalah Sao Paulo, San Francisco, Moskwa, Frankfurt, Buenos Aires, Bogota, Lisboa, Auckland, dan Charlotte.
Selain Transjakarta, penilaian juga dari moda transportasi lainnya seperti Jaklinko yang berintegrasi dengan Transjakarta, jalur sepeda, revitalisasi halte/trotoar, dan sebagainya.
"Ini adalah kemenangan dan hadiah bagi warga Jakarta, " kata Anies Baswedan.
Salah satu siasat Anies Baswedan dalam membenahi transportasi ini dengan menerbitkan kartu Jaklinko. Dengan hanya membeli kartu Jaklinko seharga Rp 30.000 tapi kartu ini dapat digunakan untuk bepergian naik angkot seberapa kali pun.
Penumpang angkot Jaklinko tinggal menunjukkan kartu itu. Sehingga selain murah, juga nyaman.
Sebelum diberikan STA ini, sebenarnya politikus Golkar Ashraf Ali pernah memuji mantan Mendikbud itu, dalam masa 3 tahun pemerintahan nya sebagai gubernur DKI Jakarta, Anies sudah kelihatan berhasil membenahi transportasi Jakarta.
Ashraf menilai adanya Jaklinko, Transjakarta, MRT sangat membantu beberapa pihak, masyarakat, pengusaha angkutan, dan juga supir.
Pelebaran trotoar di kawasan Sudirman-Thamrin juga diapresiasi Ashraf karena kini telah terlihat manfaatnya.
Ucapan selamat atas keberhasilan Jakarta mendapat penghargaan STA antara lain datang dari Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Muhammad Taufik. Taufik berharap keberhasilan ini bisa menjadi pemicu untuk lebih lagi melayani masyarakat.
Patut dicatat penilaian penghargaan Sustainable Transport Award ini diadakan setiap 1,5 tahun sekali. Jakarta dengan demikian menjadi satu-satunya kota di Asia Tenggara yang mendapatkan penghargaan ini.