Apabila tidak lebih dari 30 hari maka WNI pemegang paspor tersebut bebas untuk tinggal, transit, keluar, atau masuk tanpa visa di negara yang dulu bernama Guyana Belanda itu.
Beberapa keuntungan dapat dipetik dengan diberlakukannya bebas visa itu. Keuntungan pertama, ini momentum terbaik bagi kedua negara, Indonesia dan Suriname, untuk menjalin kerjasama di berbagai bidang yang memungkinkan.
Sumber dari Kementerian Luar Negeri RI menyebutkan bebas visa ini juga berlaku untuk warga Suriname yang melakukan lawatan ke Indonesia.
Maka dengan demikian, dipetik keuntungan yang kedua, yaitu potensi untuk mendatangkan wisatawan-wisatawan asal Suriname (yang kini sudah kaya-kaya) ke Indonesia.
Kemenlu RI juga menjelaskan kesepakatan bebas visa itu sebenarnya sudah diteken Menteri Luar Negeri Retno Marsudi pada bulan Mei tahun lalu, akan tetapi hal tersebut baru terealisasi pada 1 September tahun ini.
Cikal bakal dikirimkannya orang-orang Jawa ke Suriname waktu dulu berawal dari dihapuskannya sistem perbudakan pada tahun 1863. Hal tersebut berimbas pada kurangnya budak-budak yang bekerja di perkebunan-perkebunan milik meneer-meneer Belanda di Suriname. Yang mana perkebunan-perkebunan milik mereka menjadi terlantar.
Pemerintah Belanda juga melihat kehidupan orang-orang Jawa di Hindia Belanda yang miskin dan tidak mempunyai nafkah saat itu. Ditambah lagi, kemelaratan mereka menjadi bertambah parah akibat sejumlah bencana alam yang terjadi, di antaranya letusan gunung berapi.
Maka bertemulah dua pemikiran karenanya. Di saat terlantarnya perkebunan-perkebunan milik meneer-meneer di Suriname dengan memberikan pekerjaan kepada orang-orang yang sebagian besar berasal dari Jawa yang tengah melarat.
Selain orang-orang Jawa, penduduk Suriname saat ini juga dihuni oleh mereka yang berasal dari etnis-etnis lain seperti Marron, Creol, Hindustani, dan lain-lain.
Orang-orang Jawa merupakan etnis ketiga terbesar di sana. Sedangkan tiga besar penganut agama di sana adalah Kristen, Hindu, dan Islam.
Beragamnya etnis dan agama di sana disebabkan karena dulunya Suriname ini selain dijajah Belanda, dalam sejarahnya juga pernah dijajah oleh Inggris, Portugis, dan Spanyol.