Pada saat itulah terjadi perkawinan campuran dan percampuran budaya antara orang-orang di Indonesia dengan para pendatang tersebut.
Ini barangkali yang dimaksud oleh Harry Truman bahwa bangsa Indonesia itu indah dan memiliki keanekaragaman yang bersatu padu.
Dan tahukah Anda siapakah pemilik gedung tempat dihelatnya Kongres Pemuda yang melegenda itu?
Ikrar Sumpah Pemuda yang bersejarah itu dicetuskan pada hari kedua Kongres, yaitu pada hari Minggu, 28 Oktober 1928 di Gedung Pertemuan yang namanya saat itu Indonesische Clubgebouw.
Gedung yang berlokasi di Jalan Keramat Nomor 106 itu kini menjadi Museum Sumpah Pemuda.
Gedung bersejarah itu pemiliknya adalah seorang Tionghoa bernama Sie Kong Lian. Sie Kong Lian adalah seorang pedagang kasur saat itu di Jalan Senen. Sie Kong Lian membeli gedung itu pada tahun 1908.
Dalam sejarah, pada masa-masa itu di Jakarta ada sekolah pendidikan dokter untuk orang-orang pribumi, namanya STOVIA (School Tot Opleiding Van Indische Artsen). Dalam Bahasa Indonesia diartikan Sekolah Pendidikan Dokter Hindia Belanda.
Berkaitan dengan itu, gedung yang dibeli oleh Sie Kong Lian itu lantas dijadikannya tempat kos untuk para mahasiswa STOVIA.
Patut diketahui, sekolah STOVIA itu kini adalah Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Selain Sie Kong Lian, tokoh Tionghoa lainnya yang berpartisipasi dengan Sumpah Pemuda itu tercatat ada nama Yo Kim Tjian (lahir 1899 wafat 1968) yang merekam lagu kebangsaan Indonesia Raya pada saat Kongres.
Ada juga seorang Tionghoa yang tidak diketahui namanya. Orang Tionghoa yang di dimaksud itu malahan menjadi salah satu wakil dari Sumatera (Jong Sumatera) yang mengikuti Kongres. Kongres yang bersejarah ini digelar dua hari, pada 27 dan 28 Oktober.