Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Lainnya - dibuang sayang

Ngopi dulu ☕

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Bogor Sekarang adalah Ibu Kota Kerajaan Pajajaran, Ini Faktanya

21 Oktober 2020   10:02 Diperbarui: 21 Oktober 2020   15:34 649
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Batu Tulis dan Telapak Kaki (ifanobi.com)


Jika Anda memperhatikan tayangan serial "Kian Santang" yang disiarkan di MNCTV setiap malamnya, dalam ceritanya ada disebut-sebut nama Kerajaan Pajajaran. 

"Kian Santang" atau "Kembalinya Raden Kian Santang",  kisah yang menarik itu memang menceritakan suasana kehidupan pada masa Kerajaan Pajajaran yang berlokasi di tatar Sunda sekarang ini.

Seperti halnya sebuah negara, tentu ada ibukota yang menjadi pusat pemerintahan. Seperti halnya Jakarta untuk Indonesia, Bangkok untuk Thailand, dan sebagainya.

Begitu pun Kerajaan Pajajaran yang berputar pada sekitar tahun 1130 Masehi hingga 1579 Masehi. Lantas dimanakah lokasi atau ibukota yang menjadi pusat pemerintahan Kerajaan ini?

Menarik untuk diketahui mengapa suku Sunda dan suku Jawa masing-masing memiliki bahasa sendiri. Kendati berada dalam pulau yang sama, yaitu Pulau Jawa, mengapa bahasa mereka berbeda?

Suku Sunda di sebelah barat berbahasa Sunda, sedangkan suku Jawa di tengah dan timur berbahasa Jawa.

Mari kita simak.

Kisahnya berawal dari Kerajaan Pajajaran. Pada saat itu, orang-orang Pajajaran tidak mau tunduk kepada aneksasi Kerajaan Majapahit dan Singasari yang berhasrat ingin memperluas wilayahnya. Orang-orang Sunda ingin tetap mempertahankan adat dan budayanya dari pengaruh orang-orang Jawa.

Sikap inilah yang menjadikan orang-orang Sunda di barat tetap menggunakan bahasa dan adat istiadat nya hingga sekarang dan berbeda dengan orang-orang di timur.

Jangan dikira Kerajaan Hindu Pajajaran adalah kerajaan yang lemah. Ini terbukti, kendati Majapahit dan Singasari yang menguasai nyaris seluruh wilayah Asia Tenggara pun tak mampu menganeksasi Pajajaran.

Jika dilihat secara geografis di Pulau Jawa saja, Majapahit menguasai wilayah Jawa (Tengah dan Timur) saat itu, sedangkan Pajajaran hanya sepertiganya Pulau Jawa.

Akan tetapi setelah Kerajaan Islam lantas menjadi penguasa Pulau Jawa, mau tidak mau kesucian Sunda agak terpengaruh budaya dari Jawa.

Dalam sejarah tercatat, pada tahun 1579 Masehi, Pajajaran kalah dari Kerajaan Islam Mataram setelah melalui pertempuran sengit.

Tome Pires, seorang penjelajah bangsa Portugis mengumpulkan sejumlah catatan yang diberi judul "Suma Oriental" yang mengatakan jika orang Sunda ini lebih berani dalam melaut.

Dalam catatan itu juga disebutkan jika pusat pemerintahan Pajajaran adalah Dayo (Dayeuh). Di sinilah raja Pajajaran duduk bertahta mengatur pemerintahannya. 

Seperti diketahui hingga kini ada peninggalan sejarah di wilayah Batutulis, Bogor, berupa batu tulis dan telapak kaki yang terukir di atas sebuah batu. Hal itu menandakan wilayah Bogor saat itu sangat ramai sekali. 

Para ahli sejarah meyakini, Dayo ini terletak di Kotamadya dan Kabupaten Bogor saat ini.

Di Dayo ini raja Pajajaran mempunyai istana yang megah yang terbuat dari pilar-pilar kayu pilihan dengan aneka ukiran yang indah. Hal itu dapat dianalisa dari naskah-naskah kuno dan catatan perjalanan penjelajah Eropa.

Bukti lain bahwa Dayo adalah ibukota Pajajaran didapatkan dari hasil penelitian yang yang ditulis dalam A Descriptive Dictionary of the Indian Islands and Adjent Countries yang dibuat oleh Crawfud.

Pada tahun 1856, Crawfud mengatakan bahwa Buitenzorg (Bogor) adalah ibukota Kerajaan Pajajaran. "Di sana banyak ditemukan puing-puing bebatuan, prasasti, dan bekas-bekas fondasi istana," katanya.

Pada "Suma Oriental" yang ditulis pada abad ke 16 itu juga disebutkan jarak Dayo adalah sekira dua hari perjalanan dari Sunda Kelapa (Jakarta sekarang).

Dalam prasasti Batu Tulis disebutkan jika pusat Kerajaan Pajajaran itu disebut dengan Pakuan. Seperti yang kerap kita dengar sekarang, Pakuan adalah berasal dari kata yang menunjukkan pusat Kerajaan Pajajaran dulu.

Beberapa ahli bahasa menyebutkan bahwa kata Pakuan ini identik dengan Pakuwon yang artinya tempat tinggal, atau istana.

Ada juga tafsiran lain yang berkaitan, yang mengatakan kata Pakuan ini berasal dari kata paku atau pusat jagad. Di sinilah raja tinggal di pusat jagad, yaitu pusat kosmos yang mewakili dewa tertinggi di dunia.

Dalam Suma Oriental, Tome Pires juga menyebutkan orang-orang Sunda dan Jawa sudah mengenal perdagangan. Karena adanya persaingan dalam perdagangan antara orang Sunda dan Jawa itu menjadikan orang Sunda dan Jawa memiliki bahasa yang berbeda.

Disebutkan juga, leluhur orang Sunda adalah berasal dari tatar Sunda. Itulah yang menyebabkan bahasa orang Sunda berbeda dengan orang Jawa.

Setelah Kerajaan Islam Mataram menjadi penguasa di Pulau Jawa, Pakuan yang menjadi pusat Kerajaan Pajajaran tercatat abadi, yang sekarang adalah Bogor.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun