Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Lainnya - dibuang sayang

Ngopi dulu ☕

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Para Akademisi Ini Tidak Setuju Nama Provinsi Jawa Barat Diganti Sunda, Mengapa?

15 Oktober 2020   10:02 Diperbarui: 15 Oktober 2020   11:53 473
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Provinsi Jawa Barat (abundancethebook.com)

Sebenarnya rencana untuk menggelar Kongres Sunda sudah dijadwalkan pada tahun 2020 ini, akan tetapi karena terhadang oleh maraknya wabah pandemi Covid-19 seperti sekarang ini, maka rencana itu jadi batal.

Andri mengatakan jika suatu waktu jadi digelar, maka itu akan menjadi Kongres Sunda ke 2 yang digelar sesudah kemerdekaan RI. Gelaran Kongres Sunda yang pertama pernah diadakan pada tahun 1956.

Berandai-andai, apakah Anda mengetahui (jika Anda bukan orang Sunda) beberapa kalimat Bahasa Sunda? 

Hatur nuhun, yang artinya terimakasih.

Hese pisan, itu artinya susah sekali.

Namun ada juga yang tidak setuju jika Provinsi Jawa Barat diganti dengan Provinsi Sunda, alasannya hal tersebut akan mempersempit wilayah kebudayaan.

Hal tersebut dikatakan oleh Gugun Gunardi, Kepala Prodi Sastra Sunda Universitas Padjadjaran Bandung. Menurut Gugun, wilayah Jawa Barat ini tidak seluruhnya didominasi oleh kebudayaan Sunda, tapi sudah berasimilasi dengan kebudayaan Jawa.

Gugun menyebutkan wilayah Ciayumaja (Cirebon, Indramayu, dan Majalengka) yang sudah campuran dalam bahasa, kebudayaan, maupun kesenian.

Seperti yang pernah kita saksikan, penduduk yang tinggal di wilayah perbatasan itu mereka memiliki dialek dalam berbahasa yang "campur sari" antara Sunda dan Jawa, maklum dekat dengan Jawa Tengah.

Begitu pun dengan wilayah perbatasan Jawa Tengah, misalnya Brebes, yang juga campur sari dengan kebudayaan dan Bahasa Sunda.

Seperti lepasnya Banten dulu dari Jawa Barat, perubahan nama ini juga berpotensi lepasnya daerah lainnya seperti Ciayumaja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun