Dalam rangka memberikan penerangan kepada masyarakat untuk mencegah munculnya klaster baru Covid-19, pemerintah menggaungkan rumus apa yang disebut dengan 3M (Mencuci tangan, Menggunakan masker, dan Menjaga jarak).
Kalau sekedar membeli masker, orang-orang dari kelas menengah ke atas bukanlah masalah.Â
Namun hal tersebut bagi rakyat kecil, mereka harus berpikir dua kali lipat untuk menerapkan 3M.Â
"Saya bertugas memberikan edukasi kepada masyarakat tentang penggunaan masker, tetapi mereka (kaum miskin) susah untuk membelinya. Mereka malah mengatakan: kami butuh makan!" Kata relawan dr Tirta Mandira.
Hal tersebut dikatakan dr Tirta dalam podcast-nya Deddy Corbuzier.
Influencer ini juga menceritakan pengalamannya ketika turun ke bawah. Yang ditemukan kemudian, orang-orang kalangan bawah tidak peduli dengan Covid-19, yang dipikirkan mereka adalah makan!
Mereka beranggapan bukan Covid-19 yang membuat mereka sakit, tapi kelaparan lah yang menggerogoti tubuh mereka.
"Boro-boro beli masker, untuk makan saja susah," kata dr Tirta meng ilustrasi kan betapa rakyat kecil itu sulit diedukasi tentang pemakaian masker.
Menurut dr Tirta, sebaiknya mereka diedukasi dulu soal 2M, Makan dan Masker. Jadi dengan demikian, mereka bisa masuk, dan mulai sadar akan pentingnya menjaga kesehatan dan keselamatan dari penularan virus mematikan ini.
Dr Tirta Mandira Hudhi (kelahiran Solo, 30 Juni 1991) adalah seorang dokter lulusan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Selain berprofesi sebagai seorang dokter, dr Tirta juga seorang pengusaha. Namanya semakin dikenal karena kerap mengkritik penanganan pemerintah untuk menanggulangi Covid-19.
Salah satu kritikannya antara lain dia mengatakan masyarakat akan patuh menggunakan masker jika pejabat yang menganjurkannya juga mengenakan masker.
Menurutnya, masyarakat di lapangan akan meniru yang mensosialisasikan nya. "Jika orang yang menganjurkan tidak konsisten, maka masyarakat juga tidak akan patuh," katanya.
Dr Tirta juga mengkritik orang-orang kantoran, terutama di Jakarta. Mereka masuk jam 7 pagi, duduk di depan komputer, ruangan ber AC, jendela tertutup dengan tidak ada sinar matahari yang masuk.
Untuk makan, mereka tinggal memesan lewat smartphone nya. Mereka juga makan fast food, makanan yang tidak sehat.
Pulang kerja jam 8 malam, mereka main HP. Tidur malam, makanya mereka jadi kurang tidur. Itulah sebabnya orang-orang kantoran ini imunitasnya lemah sehingga mudah terkena Covid-19.
Bahkan dr Tirta menyebutkan klaster Covid-19 di perkantoran Jakarta itu sebagai "paling gila".
Dr Tirta membandingkan dengan orang-orang gila, gelandangan, dan orang-orang pasar. Orang-orang kecil itu kebal terhadap Covid-19. Mengapa?
Karena mereka sudah terbiasa dengan hidup di jalanan, hidup keras, untuk bisa makan pun beruntung. Segala sebab mereka hidup keras, di jalanan, itulah sebabnya sampai saat ini belum ada laporan orang-orang kecil itu yang tertular Covid-19.
Memang diperlukan penelitian mengapa orang-orang gila, gelandangan, atau orang pasar itu kebal terhadap Covid-19. Virus yang berasal dari Wuhan itu justru menjangkiti orang-orang dari kalangan menengah ke atas.
Pemerintah saat ini sudah pusing tujuh keliling mengatasi masalah wabah ini, sesuatu yang belum pernah terjadi dan terbayangkan sebelumnya.
Sampai saat ini belum diketemukan obat atau vaksin yang ampuh untuk menangkal Covid-19 ini.
Itulah sebabnya, pemerintah dan otoritas kesehatan menganjurkan masyarakat untuk meningkatkan daya imunitas tubuh mereka.
Alodokter.com menyebutkan pada umumnya manusia itu memiliki sistem imun untuk melawan bakteri atau virus penyebab penyakit, termasuk Covid-19.
Akan tetapi ada faktor-faktor yang menyebabkan sistem imun seseorang itu menjadi lemah sehingga lebih rentan tertular penyakit, termasuk Covid-19.
Seperti yang disebutkan oleh dr Tirta di atas, orang-orang Jakarta itu kurang gerak, kurang tidur, dan mengonsumsi makanan yang tidak bergizi.
Alodokter.com memberikan beberapa tips cara untuk menjaga sistem imunitas dalam tubuh seseorang, salah satunya istirahat yang cukup.
Kurang tidur dari waktu yang dianjurkan dapat menyebabkan sejumlah penyakit menyerang tubuh, begitu pun Covid-19. Orang dewasa membutuhkan durasi tidur 7-8 jam, sedangkan anak-anak 10 jam per harinya.
Sempatkanlah waktu untuk berolahraga secara rutin dan teratur. Jika terlalu sibuk, upayakan setidaknya berolahraga selama setengah jam setiap hari.
Mengonsumsi asupan nutrisi yang cukup. Asupan nutrisi tersebut dapat diperoleh dari buah-buahan, sayur-sayuran, kacang-kacangan, biji-bijian, dan daging tanpa lemak.
Kelola lah stres Anda. Mengelola stres ini dapat dilakukan dengan cara misalnya meditasi, mengerjakan hobi, bertamasya, atau berkumpul bersama teman-teman.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H