Menurutnya, masyarakat di lapangan akan meniru yang mensosialisasikan nya. "Jika orang yang menganjurkan tidak konsisten, maka masyarakat juga tidak akan patuh," katanya.
Dr Tirta juga mengkritik orang-orang kantoran, terutama di Jakarta. Mereka masuk jam 7 pagi, duduk di depan komputer, ruangan ber AC, jendela tertutup dengan tidak ada sinar matahari yang masuk.
Untuk makan, mereka tinggal memesan lewat smartphone nya. Mereka juga makan fast food, makanan yang tidak sehat.
Pulang kerja jam 8 malam, mereka main HP. Tidur malam, makanya mereka jadi kurang tidur. Itulah sebabnya orang-orang kantoran ini imunitasnya lemah sehingga mudah terkena Covid-19.
Bahkan dr Tirta menyebutkan klaster Covid-19 di perkantoran Jakarta itu sebagai "paling gila".
Dr Tirta membandingkan dengan orang-orang gila, gelandangan, dan orang-orang pasar. Orang-orang kecil itu kebal terhadap Covid-19. Mengapa?
Karena mereka sudah terbiasa dengan hidup di jalanan, hidup keras, untuk bisa makan pun beruntung. Segala sebab mereka hidup keras, di jalanan, itulah sebabnya sampai saat ini belum ada laporan orang-orang kecil itu yang tertular Covid-19.
Memang diperlukan penelitian mengapa orang-orang gila, gelandangan, atau orang pasar itu kebal terhadap Covid-19. Virus yang berasal dari Wuhan itu justru menjangkiti orang-orang dari kalangan menengah ke atas.
Pemerintah saat ini sudah pusing tujuh keliling mengatasi masalah wabah ini, sesuatu yang belum pernah terjadi dan terbayangkan sebelumnya.
Sampai saat ini belum diketemukan obat atau vaksin yang ampuh untuk menangkal Covid-19 ini.
Itulah sebabnya, pemerintah dan otoritas kesehatan menganjurkan masyarakat untuk meningkatkan daya imunitas tubuh mereka.