Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Lainnya - dibuang sayang

Ngopi dulu ☕

Selanjutnya

Tutup

Otomotif

Hari Kereta Api Nasional, Penggantian Logo Anyar Hanya Boroskan Dana Saja?

1 Oktober 2020   10:02 Diperbarui: 1 Oktober 2020   10:08 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Logo anyar KAI (finance.detik.com)


Naik kereta api tut tut tut

Siapa hendak turut

Ke Bandung Surabaya

Itulah sebagian cuplikan syair dari lagu Naik Kereta Api yang melegenda khususnya pada anak-anak beberapa dekade lalu.

Lagu yang melegenda itu setidaknya menggambarkan jika transportasi Kereta Api adalah salah satu bagian dari tranportasi lainnya yang penting. Barangkali daripada Anda ada yang hobi naik kendaraan yang menggunakan rel itu?

Dan tahukah Anda beberapa hari lalu, tepatnya Senin, 28 September 2020 adalah Hari Kereta Api Nasional.

Sejumlah momen diadakan terkait HUT ke 75 tersebut.

Direktur Utama PT KAI (Kereta Api Nasional) Didiek Haryanto melakukan peresmian Skybridge Stasiun Bandung tepat di HUT KAI , sekaligus Hari Kereta Api Nasional, pada Senin (28/9/2020) lalu.

Dalam sambutannya, Didiek mengatakan Skybridge ini adalah kado bagi KAI dan dia berharap dengan adanya Skybridge ini masyarakat menjadi lebih aman dan nyaman dalam menikmati layanan PT KAI. 

Seiring peningkatan layanan ini semoga dapat meningkatkan hasrat masyarakat untuk menggunakan moda transportasi Kereta Api.

Selain itu KAI juga membagi-bagikan masker gratis sebagai bentuk pencegahan Covid-19 kepada para penumpang. Itulah cara PT KAI untuk menangkal Covid-19 di Hari Kereta Api Nasional.

Selain itu, pada Senin (28/9/2020), HUT KAI ke 75, PT KAI dalam hal ini Dirut nya secara resmi menggunakan logo baru. Acara launching logo baru itu disiarkan pula secara langsung lewat kanal YouTube.

Didiek Haryanto berharap logo baru itu dapat memberikan semangat baru bagi perkeretaapian Indonesia.

Logo anyar itu berbentuk tiga huruf besar K A I dengan tulisan italic miring (seperti KOMPAS).

Huruf K dan I berwarna biru sedangkan huruf A berwarna oranye. Di tengah-tengah huruf A itu ada garis miring yang menggambarkan rel kereta yang memanjang.

Pemakaian dua warna itu (biru dan oranye) melambangkan hubungan yang harmonis antara PT KAI dengan semua pihak yang berkepentingan dengan perkeretaapian. 

Biru dan oranye juga adalah kepercayaan diri perusahaan, amanah, profesionalisme, dan stabilitas.

Italic diambil. Ini karakter perusahaan yang terpercaya, terbuka, dan progresif.

Sedangkan garis sejajar memanjang pada huruf A merupakan harapan untuk memajukan perusahaan untuk menjadi yang terbaik dan bersinergi.

Huruf oranye A adalah simbol daripada tekad perusahaan, kreativitas, dan antusiasme.

Logo terakhir yang digunakan PT KAI adalah pada tahun 2011, jadi sudah 9 tahun akhirnya KAI memakai logo anyar ini. Logo saat itu diterapkan melalui lomba yang diberikan kepada publik.

Apa komentar Anda tentang penggantian logo KAI tepat di HUT nya yang ke 75 Senin (28/9/2020) tersebut?

Mari kita simak, tak dinyana sebelumnya ternyata penggantian logo tersebut mendapatkan kritikan yang datangnya Direktur Eksekutif Instran, Deddy Herlambang.

Menurut Deddy, peluncuran logo anyar di tengah pandemi Covid-19 seperti sekarang ini bukanlah waktu yang tepat karena hanya memboroskan uang saja.

Memakai logo baru tidak semudah dan semurah yang dibayangkan. Branding itu mahal.

Deddy menilai branding baru logo-logo perusahaan besar tidaklah begitu penting. 

Apalagi penggantian logo baru itu belum juga mencapai satu dekade. Membangun citra atau branding dapat memakan waktu yang tidak pendek.

Deddy menjelaskan pemborosan KAI di masa pandemi ini. Misalnya dari baju semua karyawan dari atasan hingga bawahan, termasuk juga tentunya anak-anak perusahaan harus berganti yang baru. 

Begitu juga dengan sarana dan prasarana lainnya, alat-alat administrasi, marketing kit, atau keuangan tentu harus berganti.

"Ini tentu memakan biaya yang tidak sedikit," katanya, Selasa (29/9/2020).

Benar menurut Deddy, tindakan seperti itu sepertinya tidak dihitung dengan matang, kalau tidak disebut sebagai buang-buang uang.

Lebih baik menurut saya, dana itu digunakan untuk yang bermanfaat seperti untuk peninggian peron, atau untuk memperbaiki layanan di Stasiun Tanah Abang misalnya.

Logo bermakna representasi misi dan visi menyangkut citra dari sebuah perusahaan. Yang penting adalah pelayanannya yang baru bukan logo barunya. Pergantian logo anyar PT KAI ini sangat tidak produktif untuk pelayanan transportasi itu sendiri.

Disinyalir penggunaan Kereta Api sebagai moda transportasi ini memang mengalami penurunan pada saat dimana sejumlah pemerintah daerah menerapkan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar).

Pada saat digembok nya Jakarta oleh Anies Baswedan KAI dilaporkan hanya menyangkut 10 persen saja dari kapasitas normal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun