Waryanti berharap belajar secara tatap muka bisa segera dilakukan kembali. Namun keinginan Waryanti itu harus terbentur tembok cukup kokoh, masa PSBB diterapkan oleh sang penguasa. Kasus-kasus baru masih saja belum landai, bahkan terus melonjak.
Muncul polemik, di saat pembelajaran anak harus tetap dilakukan, namun bagaimana solusinya?
Untuk itu, Khasanah, dosen Magister Teknologi Pendidikan Universitas Negeri Jakarta, angkat bicara. Menurutnya, pendidikan anak harus terus berlangsung, baik belajar dari rumah atau sekolah.
"Yang membedakan adalah dengan siapa mereka belajar dan tempat belajarnya," kata Khasanah.
Khasanah mengatakan usia 15 tahun pada seorang manusia merupakan periode emas, dimana di masa ini seorang manusia memasuki periode perkembangan yang sensitif.
Mengapa disebut periode emas, Khasanah menjelaskan di usia seperti itu, seluruh aspek kecerdasan, baik kecerdasan spritual, intelektual, maupun emosi mengalami perkembangan yang luar biasa.
Menurutnya, orangtua sangat berperan dalam pembelajaran daring dan harus sabar menghadapi anak-anaknya (jika lebih dari satu).
Dikatakan periode emas, juga pada periode ini bakal memengaruhi dan menentukan perkembangan selanjutnya.
Pendidikan dalam usia seperti itu juga akan mempengaruhi pembentukan karakter seorang manusia ke depannya.
Jika orangtua menerapkan pendidikan karakter watak, moral, budi pekerti, dan nilai-nilai pada usia 14 tahun tujuannya adalah agar seorang manusia nantinya bisa memberikan keputusan baik-buruk, memelihara apa yang baik dan mewujudkannya dalam kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati.
Jika karakter karakter negatif sudah melekat pada usia itu, maka lewat usia itu (14 tahun), maka akan sulit lagi untuk mengubah karakter mereka.