Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Lainnya - dibuang sayang

Ngopi dulu ☕

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Perlu Penelitian Lebih Lanjut Mengapa AHH Yogyakarta Tertinggi

20 September 2020   10:02 Diperbarui: 20 September 2020   10:02 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kita dapat saksikan seorang sosok legendaris Biyem Setyo Utomo, atau biasa dipanggil Mbah Lindu. Mbah Lindu adalah seorang penjual gudeg yang sehari-hari mangkal di pos di depan Hotel Ramayana, sekitar 300 meter dari Malioboro.

Luar biasa, ternyata Mbah Lindu ini sudah berjualan gudeg nya selama 10 windu, sampai pada akhirnya Mbah Lindu menutup mata pada Minggu (12/7/2020) lalu dalam usianya yang ke 100 tahun!

"Makanan jalanan" Mbah Lindu bahkan sempat masuk didokumentasikan dan ditayangkan di Netflix pada 2019 dengan judul acara Street Food: Asia.

Orang Jepang memang klop dengan apa yang menurut para ahli kesehatan sebagai saran untuk panjang umur (gaya hidup, makanan, menghindari stres, berolahraga, cukup istirahat).

Orang-orang Jepang memang dikenal memiliki AHH yang tinggi dan meningkat.

Mereka menghindari makanan-makanan yang cepat saji atau gorengan. Mereka selalu mengonsumsi makanan yang sederhana namun kaya akan vitamin, protein, dan karbohidrat, seperti ikan, tahu, dan rumput laut.

Sebagai pendamping makan, mereka mengonsumsi teh hijau.

Orang-orang negeri matahari terbit ini juga tidak ingin cepat-cepat pensiun, mereka ingin tetap bekerja pada usia mereka 70-80 tahun.

Jika pun pensiun, mereka tidak tinggal sendirian. Mereka bergabung dengan komunitas yang saling berbagi pengalaman, menguatkan, dan saling percaya satu sama lainnya.

Kementerian Kesehatan, Ketenagakerjaan, dan Kesejahteraan Jepang merilis data terbaru, Selasa (15/9/2020), orang-orang Jepang yang centenarian ada lebih dari 80.500 jiwa, dengan 88,2 persennya perempuan.

Tadi dikatakan persentase perempuan lebih tinggi dari laki-laki, baik di Yogyakarta maupun di Jepang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun