Ahok seharusnya ngopi-ngopi dengan para direktur utama. Hal tersebut diungkapkan oleh Arya Sinulingga, Staf Khusus Menteri BUMN, mengomentari sikap Ahok yang marah-marah dan diketahui khalayak ramai.
Menurut Arya, Ahok seharusnya mengadakan pendekatan dengan direksi untuk membicarakan perihal kebijakan strategis.
"Mungkin mereka (direksi) dan Komut jarang ketemu, jadi seharusnya mereka ngopi-ngopi," kata Arya.
Seperti diketahui, Ahok atau Basuki Tjahaja Purnama ramai diberitakan di media karena marah-marah soal direksi Pertamina yang sukanya melobi Menteri dan suka membuat utang.
Ahok menemukan dan uring-uringan soal gaji seorang pejabat Pertamina. Si pejabat itu masih menerima gaji besar, Rp 75 juta kendati dia sudah tidak bekerja lagi.
"Seharusnya besarnya gaji kan sesuai dengan kinerjanya. Masa ini, jabatannya sudah dicopot, dia masih tetap terima gaji, besar lagi. Masa tidak ada pekerjaan pun masih digaji,"Â
Ahok juga membuka borok BUMN itu dengan mengatakan direksi pelat merah itu adalah titipan kementerian. "Ada pergantian direksi pun saya tidak diberi tahu," ujar BTP.
Gusar Ahok lainnya adalah soal kilang minyak baru yang sampai saat ini belum juga dibangun padahal banyak investor yang berhasrat ingin join dengan Pertamina.
"Kalau meeting nanti akan saya tanyakan kepada direksi kenapa banyak tawaran dari calon investor yang ditolak. Mengapa tawaran itu kalian diamkan saja, kenapa seperti ini. Bakal saya audit nanti," ujar mantan Gubernur DKI Jakarta itu.
Selain itu pria berusia 54 tahun itu mengatakan keberadaannya sebagai Komisaris Utama di migas ini mengganggu keharmonisan dalam perusahaan.
Utang yang semakin membengkak di migas ini juga tak luput dari sasaran kemarahan mantan Bupati Belitung Timur tersebut.