Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Lainnya - dibuang sayang

Ngopi dulu ☕

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Telat Panas, Ketinggalan 0-3, Bagas Kaffa dkk Akhirnya Menyamakan Kedudukan 3-3

12 September 2020   11:33 Diperbarui: 12 September 2020   11:52 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Timnas U-19 Indonesia (bola.okezone.com)


Telat panas. Ini yang bisa saya nilai dari laga Timnas U-19 Indonesia melawan Timnas U-19 Arab Saudi yang digelar pada Jum'at (11/9/2020) dalam turnamen friendly match Internatonal U-19. Partai terakhir ini digelar di Sveti Martin Na Muri, Kroasia.

Melakoni tiga pertandingan, Indonesia menutup laga, melawan Arab Saudi dengan skor akhir 3-3.

Sebelumnya, dua kekalahan ditelan pasukan Shin Tae-yong, 0-3 versus Bulgaria dan 1-7 versus tuan rumah Kroasia.

Tak mau begitu saja menyudahi turnamen ini, Bagas Kaffa dkk memetik pelajaran berharga dari dua laga sebelumnya.

Gawang Indonesia yang dikawal Adi Satryo kebobolan begitu cepat dalam waktu yang singkat sebanyak tiga gol terlebih dahulu. Dua gol di antaranya bahkan "hanya" lewat titik putih.

Sebenarnya Arab Saudi dihadiahi tiga kali penalti dalam laga tadi. Di menit ke 19, sepakan algojo Mohammed Khalil Marran gagal karena cuma membentur tiang gawang. Penalti diberikan karena bek Garuda U-19 Komang Tri Arta tangannya menyentuh si kulit bundar di kotak terlarang.

Enam menit berselang lagi-lagi orang yang sama, Komang Tri Arta, menyentuh lagi bola dengan tangannya di kotak terlarang.

Kali ini algojo Khalil Ibrahim Alabsi menjalankan tugasnya dengan baik. 1-0 Arab Saudi unggul.

Penalti lagi!

Baru saja unggul 1-0 lewat titik putih, Arab Saudi dihadiahi tendangan penalti lagi di menit ke 32. Tidak menyia-nyiakan kesempatan, Mohammed Khalil Marran sukses membuat Arab Saudi unggul 2-0.

Penalti itu diberikan karena Brylian Aldama melakukan pelanggaran.

Lima menit kemudian, Arab Saudi kembali memperlebar kemenangan menjadi 3-0 (menit ke 37) lewat sontekan dari Essa Khaleel Althekralla.

Namun Garuda Muda tidak menutup babak pertama dengan kosong melompong. Di masa injury time (45+1) gol dari Irfan Jauhari menjadikan kedudukan 1-3. Skor ini yang bertahan hingga jeda.

Taktik yang diterapkan pelatih Indonesia nampaknya menyengat dan berhasil menghindarkan Indonesia dari kekalahan. Di babak kedua pelatih asal Korea Selatan itu mengadakan beberapa penggantian pemain.

Nama-nama seperti Beckham Nugraha, Bagas Kaffa, dan Saddam Gaffar dimasukkan.

Coba lihat skema berikut. Saddam Gaffar berhasil menjebol gawang Arab Saudi di menit ke 52 yang merubah kedudukan menjadi 2-3.

Gol tersebut berawal dari Bagas Kaffa yang memberikan operan kepada Saddam Gaffar.

Berhasil memperkecil ketinggalan menjadi 2-3 mental para U-19 Garuda menjadi lebih semangat. Bagas Kaffa dkk kini gantian mengurung pertahanan Arab Saudi.

Dan akhirnya keajaiban pun terjadi. Gol dari Braif Fatari di masa injury time (90+2) menjadikan skor imbang 3-3.

Braif Fatari melesakkan si kulit bundar dari sudut sempit.

Sedikit waktu lagi hingga akhir, tiada lagi gol tercipta. Hingga wasit pun meniup peluit panjang tanda pertandingan berakhir, skor imbang 3-3 menjadi skor akhir pertandingan.

Pelajaran apa yang bisa dipetik dari laga di atas?

Ada kesamaan dari tiga laga yang sudah dimainkan pasukan Shin Tae-yong pada turnamen ini.

Gawang Indonesia selalu dibobol terlebih dahulu, bahkan melawan Arab Saudi dalam rentang waktu yang berdekatan, 12 menit.

Hal tersebut menandakan jika David Maulana dkk sering terbawa pada pola permainan lawan ketimbang menerapkan pola yang diberikan Shin sejak kick off.

Para punggawa muda Garuda seolah-olah membiarkan lawan mengembangkan polanya dengan harapan dapat memberikan respon. Akan tetapi sayang, cara demikian justru membuat gawang Indonesia dibobol.

Inilah apa yang saya sebutkan, para pemain Indonesia telat panas.

Akan tetapi bagaimana pun inilah memang yang dicari dari laga-laga ujicoba. Kita tunggu bagaimana Shin Tae-yong melakukan evaluasi dan menerapkan pola yang terbaik di laga-laga selanjutnya.

"Terimakasih kepada para punggawa, babak pertama ada celah-celah yang dimanfaatkan lawan. Tapi babak kedua, pemain bermain lebih baik," ujar mantan pelatih Korea Selatan itu.

Begitu kembaran Bagus Kaffi, yaitu Bagas Kaffa, dan Saddam Gaffar dimasukkan oleh Shin, keduanya langsung berkontribusi.

Ini tanda setidaknya kedua pemain itu harus dilplot sebagai starter di laga-laga ke depannya.

Pelajaran lainnya adalah konsentrasi di pertahanan.

David Maulana dkk melakukan empat pelanggaran di area pertahanan. Ini dikarenakan para punggawa kurang konsentrasi, barangkali karena kelelahan.

Ini yang harus diperhatikan, meningkatkan fisik, mengantisipasi kelelahan yang bakal berakibat kurangnya konsentrasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun