Ada kesamaan dari tiga laga yang sudah dimainkan pasukan Shin Tae-yong pada turnamen ini.
Gawang Indonesia selalu dibobol terlebih dahulu, bahkan melawan Arab Saudi dalam rentang waktu yang berdekatan, 12 menit.
Hal tersebut menandakan jika David Maulana dkk sering terbawa pada pola permainan lawan ketimbang menerapkan pola yang diberikan Shin sejak kick off.
Para punggawa muda Garuda seolah-olah membiarkan lawan mengembangkan polanya dengan harapan dapat memberikan respon. Akan tetapi sayang, cara demikian justru membuat gawang Indonesia dibobol.
Inilah apa yang saya sebutkan, para pemain Indonesia telat panas.
Akan tetapi bagaimana pun inilah memang yang dicari dari laga-laga ujicoba. Kita tunggu bagaimana Shin Tae-yong melakukan evaluasi dan menerapkan pola yang terbaik di laga-laga selanjutnya.
"Terimakasih kepada para punggawa, babak pertama ada celah-celah yang dimanfaatkan lawan. Tapi babak kedua, pemain bermain lebih baik," ujar mantan pelatih Korea Selatan itu.
Begitu kembaran Bagus Kaffi, yaitu Bagas Kaffa, dan Saddam Gaffar dimasukkan oleh Shin, keduanya langsung berkontribusi.
Ini tanda setidaknya kedua pemain itu harus dilplot sebagai starter di laga-laga ke depannya.
Pelajaran lainnya adalah konsentrasi di pertahanan.
David Maulana dkk melakukan empat pelanggaran di area pertahanan. Ini dikarenakan para punggawa kurang konsentrasi, barangkali karena kelelahan.
Ini yang harus diperhatikan, meningkatkan fisik, mengantisipasi kelelahan yang bakal berakibat kurangnya konsentrasi.