Tak perlu dibicarakan lagi, siapa yang tak kenal dengan minuman yang satu ini, yaitu kopi.
Minuman kopi menjadi sudah melegenda di seluruh penjuru dunia dari jaman baheula hingga sekarang. Banyak warung-warung kopi, cafe-cafe, baik kecil maupun besar bertebaran atau Anda pun dapat menikmatinya di rumah dengan harga yang relatif terjangkau.
Berapa cangkir Anda minum kopi seharinya?
Pada Sabtu (5/8/2020) saya sempat melihat acara "Jelajah Kopi" di TVRI, mengulas tentang kopi Gayo, Aceh.
Kopi Arabika Gayo memang salah satu jenis kopi yang ada di Indonesia. Banyak kopi yang khas daerah lainnya, seperti Kopi Toraja, Kopi Arabika Flores, Luwak, dan sebagainya. Nusantara memang dikenal memiliki beragam kopi yang khas berbeda.
Nusantara sohor sebagai salah satu produsen kopi terbesar di dunia. Saat ini produsen kopi terbesar di dunia adalah Brasil di urutan pertama, Vietnam di urutan ke 2. Sedangkan negara kita berada di posisi ke 4.
 Cita rasa unik dari masing-masing daerah penghasil kopi di Indonesia, dalam Webinar "Indonesia Dalam Peta Kopi Dunia: Peluang dan Prospek", Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional, Bambang Brodjonegoro, mengatakan Indonesia bertekad untuk kembali merebut posisi Vietnam sebagai penghasil kopi nomor dua dunia.
"Menaikkan produksi kopi menjadi salah satu program ekonomi nasional, karena 96 persen hasil kopi di tanah air merupakan sumbangan dari perkebunan kopi rakyat," kata Bambang, Minggu (6/9/2020).Â
Webinar di atas itu dihelat oleh C-RiSSH, atau Pusat Kajian Gastrodiplomasi Center for Research in Social Sciences and Humanities di Jember, Jawa Timur, Sabtu (5/9/2020) sore.
Mengapa Indonesia kini kalah dari negara sesama Asean Vietnam padahal lahan kopi Indonesia lebih luas ketimbang Vietnam?
Brodjonegoro menyebutkan beberapa alasannya.
Salah satu kendala mengapa demikian, Menristek mengatakan petani kita masih terbatas ladang kopi nya dan cuma sebagai tanaman sampingan saja.
Vietnam yang memiliki lahan kopi hanya 650.000 hektar, justru produknya lebih banyak dari Indonesia yang memiliki 1,3 juta hektar. Dari luas lahan seluas itu, Vietnam dapat menghasilkan 2,3 ton kopi per hektarnya, sedangkan Indonesia maksimal cuma 700 kg saja.
Menristek menyebut tantangan yang dihadapi saat ini adalah pandemi Covid-19. Dengan adanya wabah ini, banyak hotel-hotel di seluruh dunia yang tutup sehingga menyebabkan harga kopi menjadi turun yang berdampak kepada terhambatnya ekspor.
Namun dalam hal itu Indonesia mempunyai kelebihan dalam hal harga yang bersaing yang membuatnya tetap hidup.
Teknologi juga harus diterapkan demi meningkatkan kualitas kopi Indonesia. Sebagai contoh, hal tersebut pernah diterapkan LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) di Kabupaten Sumba.
Dengan teknologi yang tepat guna, terapan LIPI itu menghasilkan produk yang khas yang dinamakan Aroma Kopi Sumba, yang mana Aroma Kopi Sumba itu berhasil mengantongi gelar juara kopi nasional 2017 dan 2018.
Tadi sudah disebutkan Brasil di urutan pertama, Vietnam di urutan ke 2, Indonesia di urutan ke 4. Sedangkan di urutan ke 3 adalah Kolumbia, dan ke 5 Ethiopia.Â
Umumnya Sumatera, khususnya Aceh, dikenal sejenis kopi yang diambil dari kotoran hewan Luwak yang terkenal di kalangan penikmat kopi dunia, terutama setelah dipublikasi pada tahun 1980an. Biji kopi yang diambil dari kotoran hewan Luwak ini memiliki citarasa yang luar biasa.
Biji kopi Luwak asal Indonesia ini diklaim sebagai yang termahal di dunia. Harganya 100 dolar AS per 450 gramnya. Mahalnya biji kopi ini juga berdampak kepada minumannya. Secangkir kopi Luwak juga diklaim sebagai yang termahal di dunia, Rp 4,9 juta per cangkirnya.
Luwak adalah sejenis musang yang memiliki indera penciuman yang tajam. Hewan ini mampu memilih biji kopi yang masak sebagai makanannya.
Makanan Luwak, yaitu biji kopi yang tidak tercerna oleh perutnya akan dikeluarkan berbarengan dengan kotorannya. Biji kopi seperti itulah yang paling berharga dan banyak diburu para petani kopi.
Karena biji kopi itulah biji kopi terbaik yang diolah menjadi bubuk kopi yang paling nikmat bagi para pecinta kopi di seluruh dunia.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pernah melakukan dung diplomacy (demikian pers Australia menyebutnya). Pada saat lawatannya ke Australia, Presiden RI ke 6 itu memberikan kopi Luwak kepada Perdana Menteri Australia Kevin Ruud.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H