Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Lainnya - dibuang sayang

Ngopi dulu ☕

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

Tia AFI Dapat Penghargaan dari Presiden Suriname, Begini Ceritanya!

7 September 2020   10:03 Diperbarui: 7 September 2020   10:08 986
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tia AFI dan rekan-rekannya (newsmaker.tribunnews.com)


Masih ingat Theodora Meilani Setyawati? Atau kalau tidak, dengan Tia AFI? Karena nama ini lebih populer di pecinta musik tanah air, khususnya kaum muda beberapa tahun yang lalu.

Sekadar sebagai pengingat, Tia AFI, kelahiran Solo, 7 Mei 1982 (38 tahun), nama ini mulai populer dan dikenal masyarakat kaum muda, dikarenakan dia adalah juaranya reality show Akademi Fantasi Indosiar 2, dengan melantunkan lagu "Pengabdian Cinta" yang dipopulerkan oleh Krisdayanti. Pada 2004.

Setelahnya, Tia mengaku dia tidak cuma muncul di televisi, akan tetapi dia juga banyak diundang untuk tampil di acara-acara off air. Bukan saja di tanah air, namun juga di mancanegara.

Tia menceritakan sebelum berkembangnya wabah pandemi korona, setiap tahun dia mendapatkan undangan dari KBRI Belanda untuk mengisi sejumlah acara di negeri kincir angin tersebut.

"Banyak yang menyangsikan jika saya sering diundang KBRI di Belanda," kata Tia, Jum'at (4/9/2020).

Dan yang membuatnya bangga adalah Tia disinyalir mendapatkan penghargaan dari Presiden Suriname, sebuah negara di Amerika Selatan yang mana banyak penduduknya keturunan Jawa, Indonesia.

Sebagai catatan, Republik Suriname seperti yang disebutkan di atas adalah sebuah negara di Amerika Selatan yang dulunya bagian dari kolonial Belanda. Dulunya Republik Suriname ini bernama Guyana Belanda (ada juga Guyana Perancis di sebelah timur berbatasan dengan Suriname ini).

Dari 575.909 jiwa penduduknya sekarang, orang-orang keturunan Jawa termasuk mayoritas di negara yang beribukota di Paramaribo itu (22,8 %).

Sampai saat ini, bahasa Jawa masih dipergunakan di sana untuk percakapan sehari-hari. Orang-orang Jawa dibawa ke Suriname oleh kolonial Belanda pada kurun 1890-1939 untuk dipekerjakan di perkebunan milik meneer-meneer Holandia.

Setelah Belanda kalah oleh Jepang (1942), Belanda tidak memulangkan orang-orang Jawa tersebut, yang mana akhirnya mereka membentuk komunitas di sana.

Orang-orang Jawa Suriname mengenal nama-nama seperti Waldjinah (yang terkenal dengan lagu Walang Keke nya), atau pun Didi Kempot (dengan Stasiun Balapan Solo). Bahkan ketika penyanyi Campur Sari tersebut meninggal, beritanya langsung diketahui dan dimuat di media di sana.

Orang-orang penting Suriname yang berdarah Jawa dapat disebutkan antara lain Drs. Soewarto Moestadja (mantan Menteri Dalam Negeri), atau Sri Dewi Martomamat (peragawati).

Mengapa Tia mendapatkan penghargaan dari dari orang nomor satu Suriname itu?

Begini ceritanya, pada 15 tahun yang lalu, lagu Jawa Pop yang direkam Tia sebelum berangkat ke kompetisi ternyata menjadi booming di Suriname sampai sekarang.

Tia mengatakan lagunya itu menjadi lagu wajib dan melegenda selalu dilantunkan dan dinyanyikan di negara itu dimana-mana hingga kini.

Tia merasa bangga dengan booming lagunya tersebut.

"Jadi legenda, banyak dinyanyikan. Oleh karenanya saya mengantongi perhargaan pada 2019 ketika saya ke Suriname dari Presiden Suriname, The Best Song of The Years, saya bawa nama Indonesia," tuturnya.

Presiden Suriname saat ini adalah Desi Desire Bouterse, mantan penguasa perang sekaligus mantan diktator, yang mulai menjabat sejak 12 Agustus 2010.

Tia memulai kariernya pada 2004 di Semarang dengan mengikuti Audisi AFI.

Saat itu dunia musik tanah air sedang mengenal penyanyi duo Ratu yang beranggotakan Maia Estianty dan Pinkan Mambo.

Setelah Pinkan Mambo hengkang dari duo Ratu, Maia Estianty mengajak Tia untuk mengantikan posisi yang ditinggalkan Pinkan Mambo.

Publik pun kemudian mengenal kolaborasi itu dengan Ratu feat Tia.

Kendati menjadi kebanggaan tersendiri karena dikenal sebagai duo Ratu, namun dengan terpaksa duo Ratu nya tidak bisa permanen buat Tia. Banyak kesibukan lain yang bertubrukan.

Sebagai penenang AFI 2, Tia terikat kontrak dengan Indosiar selama 3 tahun. Dan bagaimana pun Tia sangat berat untuk meninggalkan AFI, karena dari situlah namanya besar.

Keinginan gabung dengan Maia terbentur dengan banyak kegiatan menyanyi di berbagai tempat, juga syuting.

Setelah kontraknya dengan Indosiar berakhir, pada tahun 2008 Tia berhasil membuat album Solo perdananya yang berjudul "Tulus" karya Teguh Vagetoz, berbendera Sony BMG Indonesia.

Pada tahun 2009, Tia tampil di Inggris dalam acara "Temu Masyarakat" yang dihelat KBRI London untuk  menghibur lebih dari 2.000 warga Indonesia dan Inggris.

Selain di negeri Ratu Elizabeth itu, Tia juga tampil di negara-negara seperti Thailand, Hongkong, Malaysia, Brunei, Swiss, dan Amerika Serikat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun