Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Lainnya - dibuang sayang

Ngopi dulu ☕

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Kritik Aktivis dan Netizen Jadi "Kado" Ultah Menkes Terawan

6 Agustus 2020   10:04 Diperbarui: 6 Agustus 2020   10:12 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menkes Terawan (hariansib.com)


"Ditunggu dalam waktu 2x24 jam terhitung 4 Agustus, jika tidak ada niat baik dari Anda maka kami akan menempuh jalur hukum," 

Demikian isi daripada somasi dari Kementerian Kesehatan yang ditandatangani langsung oleh Widyawati, Kabiro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kementerian Kesehatan RI.

Surat itu dipublikasikan ke akun Twitter milik Kemenkes pada Selasa, 4 Agustus 2020 malam.

Kemenkes meminta Aqwam Fiazmi Hanifan, jurnalis Narasi TV agar meminta maaf dan menghapus unggahan yang dianggap mencemarkan dan penghinaan nama baik yang ditujukan kepada Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto.

Somasi Menkes itu dipicu oleh unggahan Aqwam dalam akun Twitternya yang meretweet postingan Al Jazeera@AJEnglish. 

Postingan yang diretweet Aqwam itu adalah artikel yang berisi tentang anjing Jerman yang mampu mendeteksi penderita Covid-19.

Aqwam meretweet postingan itu dan menambahkan tulisan "Anjing ini lebih berguna ketimbang Menteri Kesehatan kita,". Senin, 27 Juli 2020.

Mari kita lihat sedikit perihal penelitian yang dilakukan di Jerman itu.

Dilansir dari nationalgeographic, para peneliti sangat terkejut dengan kemampuan anjing-anjing penelitiannya.

Para dokter hewan di Jerman mengambil 8 ekor anjing pelacak dari angkatan bersenjata Jerman.

Keterkejutan para dokter hewan itu dikarenakan, kendati anjing-anjing itu dilatih cuma dalam tempo 5 hari, namun hewan-hewan ini langsung mampu mendeteksi mereka yang terpapar virus Covid-19 dengan tingkat keakuratan hingga 94 persen.

Hewan-hewan itu ditugaskan untuk mengendus air liur lebih dari seribu orang mana yang sehat dan mana yang terinfeksi virus Covid-19.

Profesor Holger Volk dari University Veterinary Medicine Hannover, menyatakan anjing memiliki indera penciuman seribu kali lebih tajam ketimbang manusia.

"Dan ini sangat berfaedah untuk dunia medis," katanya.

Kembali ke unggahan.

Unggahan Aqwam itu mendapat tanggapan dari artis Sherina Munaf.

Menurut artis yang berprofesi sebagai penyanyi itu, sebaiknya Menkes tidak tersinggung dengan pernyataan Aqwam. Menurutnya Pak Menkes lebih baik fokus kepada hal-hal yang lebih prioritas.

Hal tersebut dikatakan Sherina di unggahan Twitternya. "Anjing menggonggong, kafilah berlalu..." Tulis Sherina.

Beberapa saat lalu Menkes Terawan pernah menjadi trending topic di Twitter. Netizen menyoroti kinerja Terawan yang tidak maksimal, dalam penanganan korona.

Beberapa sikapnya mengundang kritikan dari berbagai pihak. Dari soal lokasi karantina yang terlalu dekat dengan pemukiman penduduk, flu biasa lebih berbahaya ketimbang korona.

Kontroversial lainnya adalah tentang pernyataannya, percuma yang sehat memakai masker.

Terawan pun disebut-sebut sebagai salah satu Menteri yang bakal di reshuffle oleh Presiden Jokowi.

Kinerja Terawan dianggap kurang bagus karena anggaran baru terserap sekitar 7 persen dari Rp 87,55 triliun.

Somasi Kemenkes itu mengatakan unggahan jurnalis Narasi TV mengandung unsur pencemaran nama baik.

Sementara itu, pada hari Rabu, 5 Agustus 2020, yang bersangkutan, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto ternyata tepat berulangtahun yang ke 56.

Hal tersebut diketahui dari unggahan akun resmi Kementerian Kesehatan RI yang mengucapkan selamat kepada bapak menterinya.

Postingan itu lantas mendapatkan tanggapan. Tidak lebih dari 1 jam, postingan tentang Terawan berulangtahun mendapatkan lebih dari 11.000 likes dan 231 komentar.

Terawan, adalah seorang dokter sekaligus militer berpangkat Letnan Jenderal yang dilahirkan di Yogyakarta pada 5 Agustus 1964.

Sebelum ditunjuk Presiden Jokowi untuk mengurusi masalah kesehatan, Terawan adalah seorang dokter militer yang menjadi kepala RSPAD Gatot Soebroto sekaligus Ketua Tim Dokter Kepresidenan.

Beberapa waktu lalu, pemberitaan tentang dr. Terawan sempat geger karena dia dipecat oleh Majelis Kehormatan Etik Kedokteran IDI. 

Pasalnya dr Terawan menerapkan metode "cuci otak" pada pasien stroke tanpa melakukan penelitian dahulu.

Kritikan

Surat somasi Kemenkes di atas ternyata mendapat kritikan dari masyarakat. Masyarakat menyayangkan sikap Menkes Terawan menanggapi cuitan Aqwam.

Empat jam setelah mendapatkan kritikan tersebut, akhirnya Kemenkes menghapus juga postingan berisi somasi tersebut.

Selain Sherina Munaf, Asfinawati dari Koalisi Masyarakat Sipil mengatakan surat somasi tersebut di atas menunjukkan sikap anti kritik Kemenkes.

"Dalam situasi sulit di masa pandemi ini kritik diperlukan sebagai pengingat," kata Asfinawati.

Kementerian yang dipimpin Terawan juga dinilai gagal dalam mencegah penyebaran virus Covid-19. Gagal juga dalam melindungi tenaga kesehatan dalam hal APD, dsb.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun