Harian Israel, Jerusalem Post, edisi Senin (20/7/2020) mengungkit kembali kisah lama ini.Â
Harian itu mengatakan Si Rambut Kribo membenci Dabour karena sebelumnya, pada tahun 2014, secara politis, terjadi ketegangan hubungan antara negara Mesir dengan Arab-Israel.
Bukan pada tahun 2018 saja (ketika Liverpool ingin mendatangkan Dabour), Salah menunjukkan kebenciannya itu.
Tapi kebencian pemain Timnas Mesir itu sudah terlihat ketika "Si Raja Mesir" membela FC Basel Swiss.
Melongok sebentar kepada karier "Si Raja Mesir".Â
"Si Raja Mesir" memulai debut seniornya sebagai pemain sepakbola adalah di El Mokawloon (2010). Pada 2012 Salah pindah ke FC Basel Swiss.Â
Sebelum ke Liverpool pada 2017, Salah bermain untuk AS Roma dan Chelsea.
Ketika Basel bertemu dengan Maccabi Tel Aviv, klubnya Dabour, di ajang Eropa, Mohamed Salah menolak bersalaman dengan Dabour.
Tim kota pelabuhan sendiri kepincut Dabour karena kepiawaiannya dalam mengolah si kulit bundar. Pernah berseragam tim-tim papan atas seperti RB Salzburg dan Sevilla, Dabour subur membobol gawang lawan. Tak kurang dari 156 gol diciptakannya dari 327 penampilan.
Itulah sebabnya mengapa Liverpool ingin merekrutnya untuk memperkuat tim secara keseluruhan, bahkan wacana perekrutan Dabour adalah untuk bertandem dengan Salah di lini depan.
Karena Salah mengancam meninggalkan Liverpool, Liverpool mengurungkan niatnya.