Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Lainnya - dibuang sayang

Ngopi dulu ☕

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Catherine Wilson Terjerat Narkoba, seperti Apa sih Ciri-ciri Pemakai Sabu?

19 Juli 2020   07:46 Diperbarui: 19 Juli 2020   16:47 1489
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidak aneh Sabu seringkali dikaitkan dengan artis yang mengonsumsinya. 

Survei BNN (Badan Narkotika Nasional) beberapa waktu lalu menyebutkan Sabu atau yang punya nama lain metamfetamin ini menduduki peringkat ke 2 jenis narkoba yang paling banyak dikonsumsi di tanah air.

Sejumlah artis disebutkan menggunakannya, di antaranya adalah Fariz Rustam Munaf, Nunung, dan yang terbaru adalah Catherine Wilson.

"Dia positif mengonsumsi metamfetamin," jelas Yusri Yunus, Kabid Humas Polda Metro Jaya kepada para awak media, Sabtu (18/7/2020).

Selain melakukan tes urine, Yusri juga juga mengatakan akan tes rambut untuk menyelidiki kapan artis itu mulai mengonsumsi barang haram itu.

Catherine Wilson adalah seorang model, pemain film, sekaligus penyanyi kelahiran Jakarta, 25 Pebruari 1981 (39 tahun).

Ayahnya berdarah Inggris, sedangkan ibunya berdarah Arab dan Indonesia.

Bergabung dengan Look Models Indonesia, film-film yang dibintanginya antara lain Capres, Rintihan Kuntilanak Perawan, dan Lewat Tengah Malam.

Salah satu lagu yang dilantunkan wanita blasteran ini adalah "Kekasihku".

Dengan ditetapkannya Catherine Wilson sebagai tersangka pengguna narkoba, maka dia terjerat dua pasal dengan ancaman hukuman pidana bui 5-20 tahun penjara.

Di Polda Metro Jaya, Sabtu (18/7/2020) Catherine mengaku menyesal telah berbuat begitu dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi.

"Saya minta maaf kepada seluruh masyarakat, dan keluarga besar saya, saya telah bertindak bodoh," lanjut Catherine.

Bertindak kooperatif, Catherine mengaku sebagai "pemain baru". Dia menyatakan kepada polisi sudah nyabu sekitar dua bulan lamanya.

"Itu akan kami dalami terus," tutur Yusri.

Barang bukti dua sampul sabu masing-masing seberat 0,43 dan 0,66 gram pun kini sudah diamankan pihak kepolisian.

Catherine ditangkap di rumahnya di kawasan Ciganjur, Jakarta Selatan, pada Jum'at (17/7/2020) sekitar pukul 10.00 WIB. Saat itu Catherine sedang mengenakan daster berwana biru.

Jum'at Kelabu bagi sang artis.

Bahaya sabu
Efek menggiurkan obat ini membuat beberapa orang menyalahgunakannya (metamfetamin biasa digunakan untuk penderita yang mengalami narkolepsi, obesitas, dan ADHD).

Efek sabu yang membuat penggunanya kecanduan itu dapat meningkatkan lonjakan perasaan bahagia lebih daripada biasanya,  menambah kepercayaan diri, meningkatkan fokus dan mood dalam beberapa saat.

Namun kenikmatan yang sesaat itu berdampak kepada sejumlah bahaya yang ditimbulkannya.

Penggunaan sabu dengan cara disuntikkan akan menambah risiko munculnya penyakit berbahaya seperti HIV/AIDS, atau Hepatitis.

Dampak akan terasa sampai 12 jam kemudian, berupa capek, sakit kepala, dan konsentrasi yang menurun drastis

"Dari sini mulai timbul kecanduan," kata dr Andri, seorang psikiater Klinik Psikosomatik RS Omni Alam Sutera, Tangerang.

Candu, bahkan untuk mendapatkan sabu yang mahal mereka rela mengeluarkan duit yang banyak untuk mendapatkan barang haram itu.

Di sini jelas, mengapa sabu atau narkoba lainnya sering dikaitkan dengan artis atau orang berduit lainnya.

Negara mengeluarkan aturan dan melarang keras peredaran serta penyalahgunaan narkoba ini karena sangat berbahaya akan efek kecanduannya.

Selain berdampak kesehatan yang bahkan dapat menimbulkan kematian, narkoba juga berdampak berbahaya kepada gangguan mental.

Bahaya sabu untuk kesehatan sudah tidak diragukan lagi.

Sabu dapat menyebabkan stroke, gangguan kardiovaskular, dan organ tubuh lainnya, sampai pada kematian.

Si pengguna bisa menjadi paranoid, linglung, bersikap agresif, serta merasa cemas berlebihan, dan berhalusinasi.

Oleh karena mental yang dirasakan itulah, si pengguna jadi ingin mengonsumsi sabu lagi untuk mengatasi semua kegelisahan itu!

Efek buruk sabu dalam jangka pendek seperti tidak bisa tidur, suhu tubuh meningkat, dsb. 

Sedangkan efek dalam jangka panjang antara lain, kerusakan otak, gatal yang yang mau tidak mau harus digaruk, amnesia, Parkinson, dsb.

Dr Andri menyebutkan ada juga pengguna sabu yang tidak menunjukkan gejala apa-apa. Mereka disebut sebagai high function addict.

"Mereka yang high function addict ini ciri-cirinya tidak ketahuan dan tidak dapat dibedakan," katanya.

Selain mengamankan barang bukti berupa dua paket sabu, polisi juga mengamankan seorang lainnya, yaitu seorang pria berinisial J. Yang bersangkutan adalah seorang sekuriti di rumah kediaman CW.

Yusri menjelaskan penangkapan itu berdasarkan atas laporan masyarakat yang mengatakan J membeli barang haram itu dan CW.

"Lalu kami melakukan penggeledahan rumah CW," tutur Yusri lagi.

Dari keterangan J, polisi kini sedang menguber A. J mengatakan dia kerap membeli sabu dari A lalu memberikannya kepada Catherine.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun