Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Lainnya - dibuang sayang

Ngopi dulu ☕

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

1986, Argentina Kalah dalam Perang Malvinas, tapi Maradona Mengukir "Hand of God"

23 Juni 2020   09:09 Diperbarui: 23 Juni 2020   09:09 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hand of God (bola.okezone.com)


Kabar duka menghampiri Irak. Ahmed Radhi, pemain terbaik di negeri 1001 malam itu meninggal dunia dalam usia 56 tahun pada Minggu (21/6/2020).

Dalam sejarah, Irak mampu dan satu-satunya mencetak gol di Piala Dunia.

Dan itu terjadi di ajang Piala Dunia 1986 di Meksiko.

Kendati Irak tidak mendapatkan satu poin pun dan tersingkir di fase grup. Tapi skor 1-2 saat melawan Belgia sangat diingat betul, terutama di Irak.

Irak kalah dari Belgia, tapi berhasil mencetak gol.

Gol itu diciptakan oleh Ahmed Radhi, yang seperti diberitakan di media meninggal dalam usia 56 tahun karena terinfeksi virus Covid-19.

Bola yang disepaknya menerobos ke sudut gawang Belgia.

AFP memberitakan akhir hidup Radhi terjadi hanya satu jam sebelum rencana diterbangkannya Radhi ke Yordania untuk melakukan perawatan di sana.

Mantan pemain terbaik Asia tahun 1988 itu tercatat menjadi salah satu dari 1.032 kematian karena Covid-19 di Irak pada Minggu (21/6/2020).

Peran Radhi memenangkan Irak menjuarai Piala Teluk pada 1984 dan 1988, itu sebabnya dia terpilih menjadi pemain terbaik Asia pada 1988.

Penilaian lain, Ahmed Radhi juga main dan bersinar di Olimpiade Seoul 1988.

Di timnas negara yang sohor dengan Saddam Hussein itu, setidaknya Radhi telah tampil sebanyak 120 kali.

Setelah hengkang dari Irak pada tahun 2006 dan menetap bersama keluarganya di Amman, Yordania, dia kembali lagi ke negara asalnya dan memulai terjun ke dunia politik pada tahun 2007.

Namun karier politiknya tidak berhasil, bersama partainya, Aliansi Nasional, Radhi kalah dalam pemilihan umum pada tahun 2014 dan 2018.

Seketika terdengar Radhi meninggal, tangis pun segera pecah dari para penggemarnya di Irak. Mereka hanyut dalam kesedihan yang mendalam.

"Ia adalah atlet dan putra terbaik Irak," kata Adnan Darjal, Menteri Olahraga Irak.

Dari Yordania, Direktur Asosiasi Sepakbola di sana mengatakan dunia kehilangan salah seorang atlet yang "kami hargai dan banggakan".

"Selamat jalan Abu Faisal (sebutan Ahmed Radhi), selamat jalan saudaraku" tulis salah seorang tokoh sepakbola di Irak.

Kesedihan juga dialami orang nomor satu di negeri 1001 malam. Perdana Menteri Irak Mustafa al-Kadhemi mengatakan Radhi menghembuskan nafas terakhirnya sembari mengenakan kaos hijau (kostum Timnas Irak).

Piala Dunia Meksiko memiliki arti tersendiri bagi Irak. 

Namun, dunia pun tidak akan mungkin melupakan peristiwa yang hingga kini dan entah kapan bakal terlupakan?

Gol yang paling diingat sepanjang masa.

Bahkan Federasi Sepakbola Internasional FIFA menobatkan gol Tangan Tuhan Diego Maradona sebagai Goal of the Century, Gol abad ini.

Argentina memang kalah dalam perang memperebutkan Kepulauan Malvinas/Falklands dari Inggris di tahun 1998 (tahun yang sama dengan Piala Dunia Meksiko).

Pada saat itu tensi antara Argentina dan Inggris sedang panas-panasnya. Dan di perdelapanfinal Meksiko 1998 itu Argentina bertemu dengan Inggris.

Maradona mencuri perhatian dengan Hand of God nya.

Setelah menggocek dan melewati lima pemain Inggris, bola diumpan, yang menyebabkan bola melambung. 

Si kulit bundar dihampiri oleh kiper Inggris Peter Shilton, Maradona pun ikut meloncat dan Maradona mendorong bola dengan tangannya, masuk gawang.

Laga saat itu digelar di Stadion Azteca.

Wasit yang memimpin pertandingan adalah Ali bin Nasser asal Tunisia.

Nasser mengesahkan gol itu. Inggris pun akhirnya kalah 1-2.

Kalah dalam perebutan Kepulauan Malvinas tapi Argentina menang bola di saat yang sama. Sedangkan Inggris menang dalam perebutan Kepulauan Falklands, akan tetapi kalah dari Argentina di sepakbola dan tersingkir di delapan besar.

Melaju ke semifinal, Argentina menundukkan Belgia 2-0. Di partai puncak, Argentina akhirnya keluar sebagai juara setelah menang atas Jerman dengan 3-2.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun