"Saya sulit orientasi, hadapi Islamphobia di AS, saya kisahkan juga bagaimana ibu mendidik dan membuktikan jika orang awam pun mampu menembus Harvard. Ngomongin Public Health yang tak dipandang, tapi pada masa sekarang justru penting," tuturnya.
Alhasil, suatu kehormatan Nadhira terpilih menjadi commencement speaker lewat video conference.
Jelas kehormatan itu merupakan suatu kejutan manis di akhir perjalanan pendidikannya.
Hijabers berusia 25 tahun ini sedih karena harus wisuda tak seperti biasanya, apalagi kehadiran ibunya untuk datang di graduation itu sudah direncanakan jauh-jauh hari.
Nadhira juga menang dalam Grand Prize Winner of MIT Innovation in Global Systems Hackathon. Melalui tulisannya yang mengambil topik mengurangi kasus malnutrisi di Indonesia.
Pada saat terjadi huru-hara wabah Covid-19, pihak US Harvard University mengarahkan mahasiswanya untuk pulang ke negara masing-masing, termasuk Nadhira yang pada Maret 2020 lalu sudah di Indonesia.
"Sejak pandemi kuliah jadi online," kata Nadhira.
Kepada dua wisudawan lainnya, Sri Mulyani juga mengucapkan salut.
Teruskan perjuanganmu yang memberikan manfaat bagi Indonesia.
Jane Tjahjono lulus S-2 Kebijakan Publik, dan Andhika P Suparman S-2 Hukum.
Mereka bertiga merupakan jebolan beasiswa LPDP (Lembaga Pengelola Dana Pendidikan) Kementerian Keuangan.