Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Lainnya - dibuang sayang

Ngopi dulu ☕

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Viral Kisah Survivor Korona Berobat di RS Swasta Habis Rp 70 Juta

12 Juni 2020   12:32 Diperbarui: 12 Juni 2020   12:36 384
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kwitansi (health.detik.com)


Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan tidak mudah untuk menerapkan pelaksanaan new normal di BUMN. Karena menurutnya, setiap perusahaan mempunyai kriteria yang berbeda dalam pengoperasiannya.

Mantan bos Inter Milan tersebut bakal menerapkan tiga poin di BUMN saat penerapan new normal, yaitu akselerasi teknologi, penekanan protokol kesehatan, dan jam kerja yang fleksibel.

Juno (35) menjadi viral di media sosial soal ungkapan tentang mahalnya biaya perawatan seorang pasien korona.

Juno mulai merasakan gejala pada 13 Maret 2020 lalu.

"Batuk-batuk, saya baru ke dokter pada 16 Maret. Ketika ngantri di sana, saya merasa demam," tuturnya, Jum'at (12/6/2020).

Setelah Juno mengonsumsi obat-obatan yang diresepkan dokter, gejalanya tidak menjadi ringan, tetapi batuk dan demamnya malah semakin angot.

Juno menceritakan walaupun ada AC, tapi keringatnya tetap bercucuran.

"Saya juga diare, hilang nafsu makan, dan mual," tambahnya.

Setelah menanyakan kasusnya, dokter menyarankan Juno untuk menghubungi spesialis paru-paru.

Dari situ, Juno sudah curiga, kalau dirinya terkena virus Covid-19.

Dokter lantas menyarankan agar dia dirawat inap.

Dalam Twitternya, Juno mengatakan dia harus mengeluarkan Rp 70 juta di sebuah rumah sakit swasta hanya pada saat dia baru dinyatakan positif, sedangkan hasil tes swabnya belum keluar.

Juno bahkan mengunggah foto bukti kwitansinya. Rp 34 juta saat masih dirawat, ketika masih harus dirawat lagi karena masih ada keluhan, dia harus mengeluarkan biaya Rp 36 juta lagi.

Biaya itu antara lain untuk obat-obatan,ongkos kunjungan dokter, biaya lab darah dan thorax, dan ongkos 9 hari kamar isolasi.

Menurut Juno, biaya bisa mencapai tiga kali lipat, jika sampai harus menggunakan ventilator.

Postingan Juno di Twitter itu mendapat banyak likes dan retweet.

Setelah menjalani 9 hari perawatan, dia baru diperbolehkan pulang, tapi hasil swab belum keluar.

Setelah hasil swab keluar, ternyata dia positif korona. Salah seorang dokter yang baik hati menganjurkan dirinya untuk dirawat di Rumah Sakit Wisma Atlet Jakarta selama sebulan.

"Selama di sana (RS Wisma Atlet) segala sesuatunya gratis," tuturnya, Kamis (11/6/2020).

Saat dirawat di Rumah Sakit Wisma Atlet, sakit yang sebelumnya hanya terasa di dada, mulai menjalar ke paha, bahu, dan tangannya.

"Untung biaya Rp 70 juta yang hanya untuk pengobatan saja itu dibayar oleh asuransi saya," kata Juno.

Juno sengaja menceritakan besarnya biaya perawatan agar hal tersebut menjadi edukasi buat masyarakat agar berhati-hati jangan meremehkan korona, dan harus menaati anjuran-anjuran yang sering kita dengar.

"Ada orang yang sebelumnya tidak percaya korona, tapi setelah saya perlihatkan bukti positif, barulah dia percaya," ujarnya.

Di Twitternya, Juno berpesan agar jangan meremehkan korona. 

Dan itulah yang menjadi viral dan ramai diperbincangkan.

Benarkah apa yang dikatakan Juno tadi, biaya perawatan pasien korona makan biaya puluhan juta?

Dilansir dari sejumlah media online, biaya yang harus ditanggung pemerintah untuk merawat seorang pasien korona bisa mencapai 230 juta rupiah, dengan berbagai rincian peruntukkannya.

Salah seorang anak, mengatakan biaya yang harus dikeluarkan untuk perawatan korona ayahnya di sebuah rumah sakit swasta di Jakarta lebih dari Rp 500 juta. Dia pun memperlihatkan bukti tagihannya (bahkan lebih dari Rp 502 juta).

Dua kali lipat lebih dari rumah sakit pemerintah.

Menurut pengakuannya, dia tidak mendapatkan rujukan untuk dirawat di Rumah Sakit Pemerintah.

Mahalnya biaya perawatan pasien korona itu diungkapkan pula oleh Erick Thohir. Menurut menteri yang gemar olahraga sepakbola dan basket biaya perawatan seorang pasien korona yang menjadi beban pemerintah seharga sebuah mobil Mitsubishi Expander.

"Paling murah Rp 105 juta dan paling mahal Rp 215 juta, sangat mahal" jelasnya.

Untuk itu, Erick Thohir meminta masyarakat disiplin agar Covid-19 dapat segera berlalu.

Jika pun vaksin sudah ditemukan, proses penggunaannya akan memakan waktu lama. Butuh waktu yang tidak sebentar untuk menguji vaksin tersebut.

Kendati demikian, Erick yakin Indonesia bakal melewati masa-masa sulit ini. Erick mencontohkan ketika terjadi krisis moneter pada tahun 1998.

Disebutkan pada saat itu Indonesia akan bubar, tetapi tidak menjadi kenyataan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun