Mereka, maupun Kedutaan Besar Cina di AS belum memberikan komentar atas tindakan balasan itu.
Cina justru mengeluarkan maklumat bakal membuat keputusan mengijinkan maskapai asing lebih banyak terbang ke negaranya menjadi dua kali per pekan kalau tak ditemukan penumpang yang positif korona dalam tiga minggu.
United Airlines dan Delta Airlines sebenarnya sudah berusaha kembali ke Tiongkok sesudah dihentikan pada awal tahun ini karena virus korona. Tapi mereka belum mendapat respon dari pemerintahan Xi Jinping.
Karena korona, pada Maret 2020 Tiongkok cuma mengijinkan satu penerbangan asing per pekannya.
Kementerian Transportasi Washington keberatan dengan keputusan tersebut, karena tidak ada jadwal penerbangan maskapainya.
Tapi Beijing menyatakan keputusan ini tidak melanggar kesepakatan, karena keputusan satu penerbangan per minggu ini berlaku juga untuk maskapai Tirai Bambu.
"Kami mendukung tindakan pemerintah (AS) untuk menegakkan hak-hak kami," ujar pihak Delta Airlines melalui juru bicaranya Lisa Hanna.
Hubungan Sino-AS beberapa waktu lalu sempat tegang. Dan yang teranyar adalah ketegangan antara kedua raksasa itu soal pandemi Covid-19 dan masalah Hongkong.
Belum selesai perkara sengketa dagang antara kedua raksasa ekonomi dunia itu, hubungan antara Donald Trump dan Xi Jinping semakin memanas karena AS menuding virus Covid-19 yang kini pandemi itu berasal dari sebuah laboratorium lembaga penelitian di Wuhan.
Trump dan Menteri Luar Negeri Mike Pompeo menghujat Cina karena teledor sehingga virus menjadi bocor.
Bahkan Pompeo mengatakan Cina sudah menemukan virus sejak Nopember 2019 tapi negeri Tirai Bambu baru membukanya pada Desember.