Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Lainnya - dibuang sayang

Ngopi dulu ☕

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Mengapa Tidak Ada "Ayah" di Kaleng Biskuit Khong Guan? Sang Pelukis Ungkap Ceritanya

23 Mei 2020   09:15 Diperbarui: 23 Mei 2020   09:08 21371
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Biskuit Khong Guan (style.tribunnews.com)


Penganan apa yang paling favorit atau dicari-cari setiap tibanya Lebaran? 

Menurut saya, biskuit Khong Guan.

Kefavoritan makanan itu bahkan diiklankan dengan dengan nada "biskuit Khong Guan biskuit Lebaran".

Orang sudah hafal, di kaleng kue kering produksi PT Khong Guan Indonesia itu ada gambar seorang ibu beserta dua anaknya, laki-laki dan perempuan sedang menikmati kue dan minum teh.

Namun dimana bapaknya?

Inilah yang kerap dijadikan plesetan, dimana bapaknya Khong Guan?

Meme-meme marak bertebaran. 

Rengginang tinggal tiga di kaleng ini, mau?

Legendanya biskuit ini, tidak sedikit orang yang penasaran ingin tahu siapa pelukis gambar yang fenomenal itu?

Pelukisnya adalah seorang laki-laki yang kini sudah berusia 75 tahun. Dialah Bernardus Prasodjo, kelahiran Solo, 25 Januari 1945.

Bernardus yang sempat menempuh pendidikan di Institut Teknologi Bandung jurusan Seni Rupa itu mulai berkecimpung di bidang disain grafis dan seni lukis semenjak tahun 1970.

Ketika kuliah, tempat kosnya di Jalan Lengkong Kecil bersebelahan dengan majalah Aktuil, sebuah majalah yang mengutamakan ulasan tentang musik dan film.

Bernardus yang kini mempunyai seorang putra itu sering main ke Aktuil membantu ilustrasi dan mengisi komik strip.

"Sampai-sampai kuliahnya keteteran," katanya.

Dari situ, dia mulai mendapatkan banyak pesanan untuk membuat komik dan mendapat pesanan dari perusahaan untuk menggambar produk mereka.

Sesudah pindah kerja ke Jakarta, dia bekerja di sebuah perusahaan separasi warna.

Di situlah, Bernardus mulai melukis kaleng Khong Guan.

Ketika itu, perusahaan tempatnya bekerja meminta Bernardus membuat gambar seperti yang kita lihat sekarang ini dan menjadi legenda, tetapi saat itu masih hitam putih.

Pada awalnya, gambar itu cuma berupa sketsa dan dicoret-coret di atas kertas.

Bernardus lantas melukis ulang dengan menggunakan cat air.

Hasil gambar Bernardus ternyata sangat memuaskan.

Pria yang sempat menjadi dosen digital studio dan tipografi di LPKT Kompas itu ditugaskan perusahaannya untuk membuat lukisan lainnya, yaitu Wafer Nissin dan kemasan  produk Sirup Marjan, dan Monde.

Kendati tidak memperoleh royalti dari ciptaannya itu, dari pekerjaannya tersebut dia mengaku bisa punya mobil dan rumah.

Lalu mengapa tidak ada bapaknya di gambar?

Bernardus menjelaskan karena ketika itu pasar yang disasar perusahaan adalah kaum perempuan dan ibu-ibu. 

Menurutnya, gambar itu sebagai satu cara untuk mempengaruhi ibu-ibu rumah tangga untuk membeli.

"Yang penting ada ibunya disitu, karena yang belanja ibunya kok," kata pria yang sekarang aktif dalam pengobatan prana itu sembari tersenyum.

Nah, bagi yang penasaran kemana bapak Khong Guan, kini terjawab sudah, yang sedang nyaneut di meja itu cuma ibu dan dua anak Khong Guan.

Sudah belanja kebutuhan Lebaran dan beli biskuit Khong Guan?

Tetap patuhi himbauan pemerintah tentang PPSB, physical distancing, dan social distancing untuk keselamatan kita semua.

Selamat merayakan Idul Fitri 1 Syawal 1441 Hijriyah. Minal Aidzin Wal Faidzin. Mohon maaf lahir dan batin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun