Ketika kuliah, tempat kosnya di Jalan Lengkong Kecil bersebelahan dengan majalah Aktuil, sebuah majalah yang mengutamakan ulasan tentang musik dan film.
Bernardus yang kini mempunyai seorang putra itu sering main ke Aktuil membantu ilustrasi dan mengisi komik strip.
"Sampai-sampai kuliahnya keteteran," katanya.
Dari situ, dia mulai mendapatkan banyak pesanan untuk membuat komik dan mendapat pesanan dari perusahaan untuk menggambar produk mereka.
Sesudah pindah kerja ke Jakarta, dia bekerja di sebuah perusahaan separasi warna.
Di situlah, Bernardus mulai melukis kaleng Khong Guan.
Ketika itu, perusahaan tempatnya bekerja meminta Bernardus membuat gambar seperti yang kita lihat sekarang ini dan menjadi legenda, tetapi saat itu masih hitam putih.
Pada awalnya, gambar itu cuma berupa sketsa dan dicoret-coret di atas kertas.
Bernardus lantas melukis ulang dengan menggunakan cat air.
Hasil gambar Bernardus ternyata sangat memuaskan.
Pria yang sempat menjadi dosen digital studio dan tipografi di LPKT Kompas itu ditugaskan perusahaannya untuk membuat lukisan lainnya, yaitu Wafer Nissin dan kemasan  produk Sirup Marjan, dan Monde.