Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Lainnya - dibuang sayang

Ngopi dulu ☕

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Memilukan, Perawat Hamil 4 Bulan Positif Covid-19 Dikabarkan Meninggal Dunia

19 Mei 2020   10:02 Diperbarui: 19 Mei 2020   10:22 254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Setelah ikut mengkritik Indira Khalista dan suaminya yang berkoar soal korona di video, dr Tirta kembali memberi pesan kepada seorang "pejuang kemanusiaan".

Ari Puspita Sari dikabarkan pergi bersama anak dalam kandungannya karena ditelan virus korona.

Sebelumnya, perawat yang bekerja di RS Royal Surabaya itu sempat kritis dan menjadi viral di media sosial.

Dalam rekaman video berdurasi 52 detik terlihat empat orang petugas kesehatan dengan menggunakan khasmat (pakaian pelindung) mendorong sebuah tempat tidur berjalan sembari membawa Ari melewati sebuah lorong menuju lift. Untuk dibawa ke ruangan khusus penanganan virus Covid-19.

Terlihat Ari mengenakan respirator berwarna kuning.

Dalam video terdengar suara perekam video yang menangis sambil menyebutkan, "Ari, Ari, Ya Allah,".

Beberapa teman Ari yang melihat Ari dari jauh juga terdengar ikut menangis, sedangkan perawat lainnya juga ikut menitikkan air mata lalu mengusap air matanya dengan tissue.

Beberapa petugas berpakaian oranye nampak sibuk menyemprotkan desinfektan ke lorong-lorong yang dilewati perawat tersebut.

Namun lantas dikabarkan, Ari Puspita Sari, SKep, Ns tak kuasa menahan deritanya, Ari yang tengah hamil 4 bulan meninggal dunia pada Senin (18/5/2020) sekitar pukul 10.49 WIB.

Harif Fadhillah, SKep, SH, MKep, Ketua Umum PPNI (Persatuan Perawat Nasional Indonesia) mengiyakan ketika dimintai konfirmasi mengenai kabar duka tersebut.

"Iya, betul, perawat RS Royal Surabaya, tengah hamil 4 bulan, meninggal siang tadi. Setelah dirawat di sana, lantas dirujuk ke Rumah Sakit lain, namun belum saya cek, rumah sakit mana," kata Harif.

Namun lantas diketahui Ari dibawa ke RSAL Dr Ramelan pada 15 Mei dan menghembuskan nafas terakhirnya di sana.

Dari informasi yang diperoleh, dikabarkan Ari sudah merasakan sakit dengan gejala-gejala Covid-19 sejak satu minggu, diisolasi di RS Royal sejak 8 Mei.

Drg Aldiah dari RSAL dr Ramelan mengatakan tidak tahu pasti kapan hasil swab Ari keluar, menurutnya hasil swab konfirmasi positif Ari kemungkinan sudah ada sebelum dia dirujuk ke RSAL.

"Setibanya di RSAL Ari langsung masuk ruang ICU Covid-19, tidak ke ruang biasa," jelas Aldiah.

Ketika ditanyakan apakah pasien sebelumnya memiliki penyakit penyerta, Aldiah tidak memberikan jawaban. 

"Itu rahasia pasien," kata Aldiah, pejabat Humas Rumkital di Surabaya tersebut.

Dr Tirta Mandira Hudhi yang sekaligus relawan dan pengusaha menjadi salah satu dari sekian banyak orang yang turut berdukacita atas gugurnya Ari. Dr Tirta mengungkapkan kehilangan dan rasa dukanya di Instagram miliknya.

Dr Tirta berharap agar perjuangan serta pengorbanan para tenaga kesehatan dalam melawan virus korona terus diingat dan tidak menjadi sia-sia.

Dokter berusia 29 tahun itu mengatakan meski di bully bahkan ditolak warga, para petugas kesehatan tetap bekerja 

"Bendera setengah tiang, kami siap berkorban untuk negara" 

Demikian sebaris pesan dari baris pesan lainnya untuk sang perawat Ari.

Nama dr Tirta yang sekaligus sebagai pengusaha itu semakin dikenal orang karena giat melontarkan kritik wabah virus Covid-19 di Indonesia, termasuk di antaranya kepada Indira Khalista yang ramai diperbincangkan belakangan ini.

Selain dr Tirta, kepergian Ari yang sudah bekerja di Rumah Sakit Royal Surabaya selama dua tahun itu juga membuat sjok rekan-rekannya dan pihak rumah sakit.

"Dia dikenal sosok yang cekatan dan cara kerjanya cepat, murah senyum dan supel. Ari baru bekerja sejak tahun 2018, " tutur dr Dewa Nyoman Sutanaya SH MHKes MARS, seorang juru bicara Covid-19 RS Royal Surabaya.

Dewa juga mengatakan Ari baru berusia 26 tahun saat meninggal dunia. Usia yang masih sangat muda.

Dr Dewa mengatakan kendati bukan perawat khusus dalam penanganan virus Covid-19, namun Ari tengah dalam kondisi hamil muda.

Diketahui pula, Ari mempunyai dua tempat tinggal, di Sidoarjo dan Surabaya.

Ungkapan kesedihan dan air mata juga datang dari para netizen.

Sedih. Bagaimana kalau keluarga kita sendiri yang kena, ya Allah.

Sedih melihat bagaimana mereka berjuang sampai segitunya... sedih sumpah kata netizen yang lain.

Mohon doa untuk ibu dan bayinya... semoga ada mukjizat dari Allah... kata netizen lainnya.

Itu sejumlah cuplikan kesedihan dari para netizen dari gugurnya sang perawat kemanusiaan dan bayi 4 bulannya.

Ya Allah, semoga Covid-19 segera berlalu, turut berdukacita bagi Ari Puspita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun