Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Lainnya - dibuang sayang

Ngopi dulu ☕

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Ilmuwan Latih Anjing Mendeteksi Virus Korona, Siap Bulan Juli

7 Mei 2020   09:02 Diperbarui: 7 Mei 2020   10:00 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Hewan anjing sudah dikenal cukup lama yang dapat membantu manusia untuk meringankan beberapa tugas. Anjing merupakan sahabat terbaik kita yang paling cerdas.

Penciuman anjing sangat luar biasa. Anjing mempunyai sekitar 300 juta reseptor di indera penciumannya, sedangkan kita hanya 6 juta reseptor.

Aparat kepolisian memanfaatkan anjing dalam pelacakan narkoba, membantu keamanan di tempat-tempat umum, mencari barang selundupan di atas kapal, dan sebagainya.

Live Science menyebutkan kelebihan anjing sudah diakui sejak 1980 an, mamalia ini tidak diragukan lagi bisa mendeteksi penyakit.

Di saat pandemi korona sekarang ini muncul ide dari para ahli untuk memanfaatkan anjing guna mengendus bau penyakit korona.

Para peneliti mengadakan studi berdasarkan gagasan dari Sekolah Kedokteran Hewan Penn Vet's di University of Pennsylvania, Amerika Serikat.

Para peneliti itu ingin membuktikan kalau anjing bisa mendeteksi bau khas dari penderita korona, khususnya mereka yang asimtomatik, atau  tidak mempunyai gejala.

Direktur Penn Vet's Working Dog Center, dokter hewan Cynthia Otto, mengatakan urin, air liur, darah, dan napas manusia menghasilkan senyawa yang mudah menguap dan menghasilkan bau tertentu.

Studi menemukan anjing dapat mendeteksi keberadaan sel kanker di antara sel yang sehat.

Mamalia ini mayoritas dilatih dalam waktu enam bulan untuk lihai mendeteksi sel kanker tertentu. Para peneliti yakin anjing juga dapat dilatih untuk mendeteksi penyakit yang disebabkan karena virus korona.

Menurut Cynthia potensi anjing-anjing untuk mengidentifikasi penyakit korona sangat besar.

Dalam studi itu, delapan ekor anjing dilatih selama tiga pekan di laboratorium.

Anjing-anjing itu dididik untuk membedakan mana sampel-sampel (urine dan air liur) orang yang berpenyakit Covid-19 dan mana yang tidak.

Tentu saja, menurut Cynthia, anjing-anjing itu nantinya dapat dimanfaatkan kemampuannya untuk mengurangi penularan virus Covid-19 yang mendukung sistem pengawasan korona secara nasional.

Bahkan Penn Vet's mengatakan anjing-anjing yang mereka latih siap ready membantu manusia mengidentifikasi Covid-19 pada Juli 2020 mendatang.

Anjing memang salah satu dari 5 hewan yang mempunyai indera penciuman yang luar biasa. Hewan-hewan lainnya yang seperti anjing dalam hal mempunyai indera penciuman yang luar biasa adalah ikan hiu, ular, gajah, dan beruang.

Namun anjing lah yang paling mungkin untuk untuk mendeteksi bau penyakit Covid-19.

Sebelum Penn Vet's, saya menemukan berita kalau Inggris, dalam hal ini London School of Hygiene Tropical Medicine (LSHTM) juga tengah mempersiapkan untuk melatih anjing-anjing secara intensif untuk mengidentifikasi bau spesifik penyakit Covid-19.

James Logan, Kepala Departemen Pengendalian Penyakit dari LSHTM yakin anjing dapat dilatih untuk melaksanakan tugas mendeteksi penyakit Covid-19.

Menurut Logan, setiap penyakit itu memiliki bau tertentu yang spesifik, misalnya influenza.

Sebelumnya anjing terbukti bisa mengidentifikasi berbagai penyakit seperti malaria, diabetes, atau kanker.

"Bahkan tingkat akurasi anjing mendeteksi malaria lebih tinggi dari standar WHO," tutur Logan.

Dalam sebuah Experimental Biology Meeting di Orlando, Florida, AS, pada 2019, dilaporkan hasil sebuah studi terhadap anjing jenis Beagle.

Peneliti utama dalam studi itu, Heather Junqueira, merasakan bahwa penelitian itu membuka cakrawala baru suatu cara deteksi dini kanker. Senyawa biologis yang dideteksi hewan mamalia ini nantinya dirancang untuk melakukan tes skrining kanker.

Empat jenis Beagle diperintahkan untuk membedakan sampel darah penderita kanker paru-paru ganas dengan serum darah normal.

Tiga anjing mampu mengidentifikasi sampel darah normal dengan keakuratan mencapai 97,5 persen, dan sampel paru-paru mencapai keakuratan 96.7 persen. Sedangkan satu anjing lainnya tidak termotivasi untuk melakukan ujicoba.

Steven Lindsay, entomolog dari Durham University, Inggris, melaporkan hasil studi yang dilakukan di Gambia, Afrika Barat, anjing dapat mengidentifikasi penyakit malaria lewat bau.

"Anjing mempunyai indera penciuman yang sensitif bisa mendeteksi orang yang malaria, karena penyakit ini menghasilkan bau yang berbeda pada kulit si pasien," kata Steven.

Dr Achmad Hudoyo, spesial paru asal Indonesia, mengungkapkan anjing dapat mendeteksi apakah seseorang mengidap penyakit kanker paru-paru atau tidak dengan cara mengendus hembusan nafasnya.

"Kalau jalan, orang itu tidak berpenyakit kanker paru-paru, kalau duduk berarti orang itu positif kanker," tutur Achmad, dua tahun lalu (10/1/2018).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun