Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Lainnya - dibuang sayang

Ngopi dulu ☕

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kerajaan Sriwijaya Pernah Menjadi Pusat Pengembangan Agama Buddha Asia Tenggara

5 Mei 2020   09:01 Diperbarui: 6 Mei 2020   19:50 1461
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Biksu Buddha (hipwee.com)


Bulan Mei 2020 ini setidaknya ada tiga peristiwa penting dan keagamaan yang bertanggal merah di kalender.

Secara berurutan, dimulai pada tanggal 1 yang merupakan May Day atau Hari Buruh Internasional. Selanjutnya pada Kamis, umat Buddha akan merayakan Trisuci Waisak (7). 

Hari Kebangkitan Isa Al-Masih (21), dan yang terakhir Hari Raya Idul Fitri (24 & 25).

Dua pemuka agama sebelumnya sudah mengeluarkan himbauan agar merayakan aktivitas keagamaan di rumah saja. Paskah dan Ramadhan.

Senada dengan itu, dalam menyambut tibanya Waisak 2564 BE yang jatuh pada Kamis (7/5/2020), Kementerian Agama meminta umat Buddha untuk merayakan hari besar tersebut di rumah guna memutus mata rantai penyebaran virus Covid-19.

Dalam sebuah konferensi pers beberapa waktu lalu, Direktorat Jenderal Masyarakat Buddha Kementerian Agama, Sekretaris Ditjen Bimas Buddha Kemenag, Nyoman Suriadarma, menghimbau dalam rangka mendukung upaya pemerintah memerangi virus korona, umat Buddha di Indonesia sebaiknya melakukan perayaan Waisak di rumah masing-masing.

"Kita gunakan kemajuan teknologi yang ada, live streaming, atau media sosial merayakan bersama keluarga atau saudara, agar kita dapat tetap menjalin komunikasi," kata Suriadarma.

Jika di Indonesia hari paling suci umat Buddha itu dinamakan Waisak, sedang di negara-negara lain bunyinya sama.

Sri Lanka, Singapura, dan Malaysia menyebutnya Vesak. Thailand Visakha Bucha.

Tibet menyebutkan Saga Dawa. India Visakah Puja atau Buddha Purnima. Di beberapa tempat mereka menyebutnya "Hari Buddha".

Vesak Day pada masanya dirayakan saat purnama sidi (terang bulan purnama) yang memperingati 3 peristiwa penting yang dialami guru mereka.

1. Pada 623 SM, Pangeran Siddharta lahir di Taman Lumbini.

2. Pada usia 35 (588 SM), Siddharta memperoleh Penerangan Agung di bawah pohon bodi (Bodh Gaya).

3. Buddha Gautama wafat (parinibbana) di Kusinara pada tahun 543 SM, usia 80 tahun.

Karena ketiga peristiwa tersebut jatuh pada hari yang sama (saat purnama sidi) yakni pada bulan Mei, maka pada World Fellowship of Buddhist yang pertama di Srilanka (tahun 1950), kata Trisuci ditambahkan di depan Waisak menjadi Trisuci Waisak.

Berdasarkan Keputusan Presiden Indonesia Nomor 3 tahun 1983 Hari Raya Waisak dan Hari Raya Nyepi ditetapkan sebagai hari libur nasional.

Di Indonesia, Waisak (Waisak adalah nama bulan dalam penanggalan India kuno) dipusatkan dan diperingati setiap tahunnya di seputar Candi Borobudur.

Selain merayakan tiga acara pokok (pengambilan air dan penyalaan obor, pindapitta, dan samadhi), mereka juga melakukan pawai, acara kesenian, dan pradaksina.

Menurut Wikipedia, agama Buddha merupakan agama terbesar keempat di dunia dengan jumlah pengikut sebanyak lebih dari 520 juta.

Senada dengan pemerintah, dalam hal ini Kementerian Agama, Sangha Theravada Indonesia juga mengeluarkan seruan kepada umat Buddha untuk tidak merayakan acara pujabakti yang biasa dirayakan setiap tahunnya di seputaran Candi Borobudur dalam perayaan Waisak 2564 BE tahun ini.

Agama Buddha diakui pemerintah pada masa Orde Baru sebagai salah satu dari lima agama resmi di Indonesia.

Berdasarkan sensus penduduk yang terakhir digelar ada sekitar 1 persen dari total penduduk Indonesia yang beragama Buddha. Buddha di negeri ini banyak dianut oleh keturunan Tionghoa dan kelompok asli Indonesia.

Buddha merupakan salah satu agama tertua yang ada di dunia. Berasal dari India, kitab suci mereka adalah Tripitaka.

Konghucu menyusul kemudian sebagai agama yang diakui. Urutan terbanyak penganutnya di Indonesia adalah Islam, Protestan, Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghucu.

Agama Buddha masuk ke Indonesia pada sekitar abad ke 5 Masehi, dibawa oleh perantau Cina yang bernama Fa Hsien.

Dari sekian banyak kerajaan di Indonesia, Kerajaan Sriwijaya merupakan kerajaan Buddha pertama di Nusantara yang berdiri pada abad ke 7 sampai tahun 1377.

Pada saat itu Kerajaan Sriwijaya (sekarang wilayah Sumatera Selatan) menjadi pusat pengembangan agama Buddha di Asia Tenggara. Mirip seperti sebuah perguruan tinggi pada kekinian.

Beberapa cendekiawan dari luar Nusantara pada saat itu mengadakan kunjungan ke Sriwijaya, di antaranya adalah profesor dari Nalanda, Vajrabodhi dari India, dan I Tsing seorang sarjana dari daratan Cina.

Selain Sriwijaya, di Jawa terdapat Kerajaan Buddha Syailendra yang berdiri pada tahun 775-880.

Kendati tidak sebesar Sriwijaya, akan tetapi Kerajaan Syailendra meninggalkan warisan kepada generasi Indonesia kini berupa beberapa candi yang masih ada sampai sekarang. Di antaranya adalah Candi Pawon, Candi Mendut, dan Candi Borobudur (salah satu dari 8 keajaiban dunia).

Sedangkan kerajaan Buddha yang terakhir di Indonesia adalah Kerajaan Majapahit antara tahun 1292 sampai 1492.

Majapahit mencapai masa keemasannya ketika dipimpin oleh Raja Hayam Wuruk dengan didampingi oleh Maha Patihnya, Gajah Mada.

Selamat merayakan Hari Raya Trisuci Waisak 2564 BE bagi umat Buddha dan yang merayakannya.

Semoga semua makhluk berbahagia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun