Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Lainnya - dibuang sayang

Ngopi dulu ☕

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Kim Yo Jong, Calon Terkuat Pengganti Kim Jong Un, CIA Memulai Proses Pengumpulan Informasi Tentangnya

1 Mei 2020   09:39 Diperbarui: 1 Mei 2020   09:51 389
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kim Jong Un dikabarkan kritis usai menjalani operasi jantung. Apakah pria berusia 36 tahun ini mampu sembuh dan kembali menjalankan roda pemerintahan di Korea Utara?

Apa jadinya jika negara tertutup itu dipimpin oleh bukan pewaris keluarga Kim? Dimana pendiri Korea Utara itu adalah Kim Il Sung, kakek Kim Jong Un.

Rasanya tak mungkin jika tahta diteruskan ke anaknya. Anak tertua Kim saat ini baru berusia 10 tahun.

Kim sendiri naik tahta pada 2011 pada usianya yang ke 27, menggantikan ayahnya yang meninggal karena serangan jantung.

Lantas muncul analisa dari para analis.

Santer yang terkuat untuk menggantikan Kim adalah Kim Yo Jong (32 tahun) yang merupakan adik bungsu Kim.

Hal itu disebabkan karena Kim Yo Jong disebut-sebut sebagai orang nomor dua di Korea. 

Pada tahun 1996 Yo menyusul kedua kakaknya, Jong Un dan Kim Jong Chol ke Bern, Swiss, menuntut ilmu sampai tahun 2000. Mereka di sana tinggal di rumah pribadi dengan pengamanan yang super ketat.

Sepulang dari Swiss, Yo menempuh pendidikan di Universitas Militer Kim Il Sung. Yo juga mengambil jurusan Ilmu Komputer di Universitas Kim Il Sung.

Awal bulan April 2020 dia diangkat sebagai anggota pengganti Komite Sentral Politbiro di Partai Buruh.

Yo saat ini juga Wakil Direktur Departemen Propaganda dan Agitasi yang sangat berkuasa di negeri tertutup itu. Dia pun sangat disegani di mata birokrasi Partai Pekerja.

Di tengah pandemi Covid-19 sekarang ini, Yo sempat memuji Presiden AS Donald Trump yang mengirimkan surat kepada Un. Surat itu berisi harapan adanya jalinan kerjasama untuk menangani virus korona.

Yo juga digadang-gadang sangat berperan sebagai orang yang paling berpengaruh langsung terhadap pencitraan Un di mata dunia.

Yo mulai terlihat di depan publik ketika menghadiri pemakaman ayahnya pada 2011.

Dalam dua tahun terakhir, Yo semakin sering terlihat mendampingi Un, pada saat Un bertemu dengan Donald Trump maupun dengan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in.

Pada Pebruari 2018, Yo berkunjung ke Korea Selatan menghadiri Olimpiade Musim Dingin di Pyeongchang.

Bersama kakaknya, Kim Jong Un (1983), Kim Jong Chol (1981), sehari-hari Yo tinggal dan dibesarkan di rumah ibunya, Ko Yong Hui, di Changkwang Hill, Pyongyang.

Pada tahun 2002, Kim Jong Il sempat membanggakan Yo karena ketertarikan dan keinginannya untuk berkarier di jajaran elit politik Korea.

Sosok lain yang disebut-sebut adalah Kim Pyong Il, 65 tahun, yang merupakan paman tiri Kim Jong Un. Sekaligus sebagai saudara tiri Kim Jong Il.

Pyong Il kini sudah kembali ke negaranya tahun lalu setelah sekian lama menjadi diplomat di luar negeri, sebagai Duta Besar untuk Ceko.

Profesor John Blaxland dari Australian National University mengatakan munculnya Pyong Il ke atas elit politik bakal menarik perhatian.

Di Korut yang kuat menganut sistem patriarki, menjadi keuntungan tersendiri bagi Pyong Il, karena dia laki-laki.

Dalam politik, hal itulah yang cukup menimbulkan ancaman bagi Kim Yo Jong dalam rangka suksesi kepemimpinan Korut.

Sedangkan Kim Jong Chol (kakak Un) disebutkan lebih menyukai musik ketimbang menjadi bagian dari kepemimpinan partai.

Yang lain. Kim Kyong Hui. Dia adalah bibi dari Un, sekaligus saudara Kim Jong Il.

Hui disebut-sebut sangat berpengaruh ketika adiknya menjadi orang nomor satu di sana.

Akan tetapi pamornya mulai menurun, sejak suaminya Jang Song Thaek dieksekusi Kim Jong Un pada tahun 2013.

Di Korut dikenal istilah garis keturunan Paekdu. Paekdu adalah nama sebuah gunung dimana pendiri Korut, Kim Il Sung, dilahirkan.

Meneruskan keluarga Kim Il Sung, para ahli dari luar Korut menganggap hal tersebut sebagai sebuah propaganda.

Leonid Petrov, pengamat Korea Utara dari Australia mengatakan kepada ABC News, jika Jong Un meninggal sebelum anaknya cukup dewasa untuk menggantikan Jong Un, maka besar kemungkinan kepempimpinan kolektif akan ditunjuk untuk memimpin negeri tertutup.

Sehubungan Kim Yo Jong yang dinobatkan sebagai calon terkuat suksesi kepemimpinan Korut, Dinas Intelijen AS, CIA, dikabarkan memulai proses pengumpulan data dan informasi mengenai Yo.

Bruce Klinger, yang menghabiskan waktunya 20 tahun di CIA, mengatakan CIA bertanggungjawab memperoleh informasi tentang keluarga Kim.

CIA akan mempelajari seberapa berpengaruh wanita kelahiran Pyongyang 26 September 1987 itu serta bagaimana para petinggi Korut memandang dia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun