Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Lainnya - dibuang sayang

Ngopi dulu ☕

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Para Ahli Menemukan Gejala-gejala Covid-19 pada Lansia, Mirip Stroke

29 April 2020   08:35 Diperbarui: 29 April 2020   08:54 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gejala korona pada lansia seperti stroke (sehatq.com)

Di tengah pandemi korona sekarang ini sudah banyak dibahas tentang gejala-gejala yang muncul seseorang tertular virus Covid-19.

Adapun gejala-gejala itu adalah kelelahan, mata merah, sakit tenggorokan, sesak nafas, berkurangnya indera pengecap, indera penciuman berkurang, batuk dan pilek, serta mengalami gejala demam tinggi.

Para ahli lantas menemukan lagi gejala-gejala seseorang terkena virus korona yang baru, yaitu gejala virus korona yang menyerang lansia (lanjut usia). 

Para manula itu kelihatan tidak aktif. Mereka mungkin kehilangan nafsu makan, tidur lebih banyak dari biasanya. Bisa juga mereka bingung dan apatis kehilangan orientasi terhadap lingkungan mereka.

Dr Camille Vaughan, Kepala Seksi Gerontologi dan Geriatric di Emory University, Georgia, Inggris, mengatakan gejala-gejala terserang virus korona pada lanjut usia mirip dengan gejala stroke, yaitu pusing (kehilangan keseimbangan), cadel (kesulitan berbicara, berbicara tidak jelas), kebingungan atau kesulitan memahami perkataan orang lain dan pingsan.

"Manula tidak memiliki gejala yang khas, tapi kami melihatnya seperti gejala orang biasanya yang terkena Covid-19," kata Vaughan, Jum'at (24/4/2020) kepada CNN.

Alasan mengapa lansia yang terkena virus korona memiliki gejala yang sama seperti stroke dijelaskan oleh dua orang pakar kesehatan.

Dr Kira Rubtsova, seorang peneliti di National Jewish Health di Denver, Amerika Serikat dan Dr Aaron Glatt (Ketua Departemen Kedokteran di Rumah Sakit Komunitas Nassau Selatan) mengatakan hal itu disebabkan karena sistem imunitas pada lansia mengalami penurunan.

Respon imunitas pada manula tumpul dan kemampuan mereka untuk mengatur temperatur tubuh dapat diubah.

"Sistem imunitas pada orang yang semakin menua, termasuk Sel T semakin sudah tidak berfungsi lagi sebagaimana mestinya," tutur Dr Kira Rubtsova.

Rubtsova mengatakan Sel T, sel darah putih, dan antibodi yang dihasilkan lansia menjadi jauh lebih sedikit. Karenanya jadi memperlambat penyembuhan ketika tertular korona.

Penyakit kronis pada manula bisa menutupi dan mengganggu gejala-gejala infeksi.

Bahkan Dr Quaratulain Syed - seorang ahli geriatrik - mengatakan gejala korona yang muncul pada lansia sering disalahartikan sebagai gejala stroke. 

Pusing, kesulitan berbicara, kebingungan, dan lumpuh.

Syed sendiri sempat mengalami hal tersebut. Seorang pasien pria berusia 80 tahunan datang kepadanya pada bulan Maret lalu, mengeluhkan gejala- seperti lesu, lemah, dan lumpuh. 

Lansia yang menghampirinya itu mempunyai penyakit diabetes, jantung dan kognitif ringan. 

Akan tetapi tidak mengalami gejala-gejala Covid-19 seperti demam atau batuk, walaupun dia mengalami bersin yang terus-menerus.

Sebelumnya lansia itu sudah diperiksa dua kali oleh paramedis. Dia dinyatakan baik-baik saja.

Merasa curiga, Syed memerintahkan agar lansia ini dibawa ke Rumah Sakit.

Sesudah dites, dia positif korona.

"Saya sempat khawatir kepada paramedis yang memeriksa lansia itu karena tidak menggunakan APD," ujar Syed.

Sejauh ini para ahli mengumpulkan sejumlah kasus-kasus lainnya yang terjadi pada lansia terkait Covid-19.

Anthony Perry, seorang profesor kedokteran geriatrik di Rush University Medical Center di Chicago, Amerika Serikat, setidaknya menemukan dua pasien berusia di atas 80 tahun yang mengalami gejala-gejala muntah dan mual, namun tidak disertai demam dan sesak napas. Setelah dirawat dua hari dan diberi obat, keduanya sembuh. Akan tetapi Anthony juga mentes keduanya dan hasilnya kedua lansia itu positif Covid-19.

Laura Perry, asisten profesor di University of California, San Francisco, Amerika Serikat, menemukan seorang wanita lansia berusia 80-an yang datang kepadanya yang mengalami gejala-gejala kebingungan, dingin, dan tidak dapat mengidentifikasi keberadaan dirinya.

Setelah mendiagnosis kondisi mentalnya, Laura mentes lansia tersebut dan didapati positif Covid-19.

Mengenali alarm berbahaya itu penting. 

Karena jika terlambat kesehatan lansia dapat lebih memburuk sebelum memperoleh perawatan yang diperlukan. Membiarkan orang keluar masuk rumah tanpa adanya perlindungan yang memadai, berisiko.

Perbedaan karakteristik tanda-tanda Covid-19 pada lansia bisa mempersulit kepastian mereka terinfeksi virus untuk segera mendapatkan perawatan yang tepat waktu.

Dr Sylvain Nguyen, ahli geriatrik dari Rumah Sakit Universitas Lausanne, Swiss sudah menyusun semua gejala-gejala pasien korona pada manula yang akan dimuat dalam makalah yang akan datang di Revue Medicale Suisse.

Nguyen mengumpulkan data-data itu dari sejumlah panti jompo dan Rumah Sakit di Perancis, Italia, dan Swiss.

Mendalami dan mempelajari gejala-gejala  Covid-19 yang mungkin terjadi pada lansia sangat penting untuk memastikan mereka mendapatkan perawatan yang tidak terlambat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun