Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Lainnya - dibuang sayang

Ngopi dulu ☕

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Riset di Cina, Diabetes Memicu Kematian Pasien Corona

21 April 2020   09:36 Diperbarui: 21 April 2020   10:04 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Orang yang diabetes lebih berisiko terinfeksi virus korona (ayocirebon.com)

Siapa, atau pihak mana saja orang-orang yang paling rentan terinfeksi virus korona dan menyebabkan kematian?

Seperti dilansir dari keseharian, jumlah pasien yang terjangkit korona dan menyebabkan kematian semakin bertambah di seluruh dunia, termasuk di negara kita.

Disimak dari berbagai sumber, dirangkum lima kelompok orang yang paling rentan terinfeksi virus korona.

Mereka adalah: orang lanjut usia, mereka yang punya penyakit tertentu, tenaga medis di rumah sakit, dan anak-anak.

Orang lanjut usia.

Orang lanjut usia ini adalah mereka yang berusia di atas 60 tahun. Seiring bertambahnya usia senja seseorang, maka daya tahan tubuhnya juga semakin menurun terhadap serangan berbagai penyakit, termasuk virus Covid-19.

Para lansia itu menua, baik fungsi atau kekuatan organ-organ tubuhnya, kepadatan tulang, massa otot, kekenyalan kulit, atau pun menurunnya produksi hormon.

Mereka yang punya penyakit tertentu.

Bukan hanya para lanjut usia saja yang mempunyai riwayat penyakit tertentu. Orang yang berusia lebih muda (30-40 tahun) pun digolongkan pihak yang paling rentan terinfeksi virus korona.

Oleh berbagai sebab, orang-orang jenis ini menderita penyakit-penyakit seperti diabetes, kanker, hipertensi, kardiovaskular, asma, pernapasan akut, dan berbagai penyakit lainnya yang menyerang sistem kekebalan tubuh.

Orang-orang yang mengidap penyakit tidak menular kronis ini memang lebih rentan tertular virus Covid-19 daripada yang lainnya.

Dikatakan kronis, karena proses terbentuknya penyakit tidak menular ini berlangsung secara perlahan-lahan namun akhirnya menetap dalam jangka waktu yang lama. Oleh karenanya, penderita penyakit kronis tidak menular itu daya tahan tubuhnya menjadi menurun secara bertahap sehingga mudah terjangkit penyakit, termasuk virus korona. 

Orang-orang golongan itu memiliki kerentanan yang sama dengan para lansia, mengalami gejala-gejala berat virus korona atau penyakit lainnya.

Selain itu, orang-orang yang mengonsumsi obat-obat kortikosteroid dosis tinggi, mereka yang melakukan transplantasi sumsum tulang atau organ lainnya, penderita AIDS, HIV, dan para perokok juga sama rentannya terinfeksi virus Covid-19.

Tenaga medis di rumah sakit.

Bagaimana tidak berisiko? Sehari-hari para tenaga medis ini dekat dengan para pasien Covid-19, setidaknya. Para tenaga medis perawat pasien korona ini harus mengikuti anjuran protokol yang benar.

Anak-anak.

Hingga 13 Maret 2020 di Indonesia terdapat dua anak (anak 3 tahun dengan gejala ringan sedang, dan anak 2 tahun dengan gejala sedang) dari 68 orang yang tertular virus Covid-19.

Kedua bocah tersebut terinfeksi virus korona dari orangtuanya yang juga positif Covid-19. Daftar pun bertambah panjang dari anak-anak usia 15 tahun kebawah di seluruh dunia yang terinfeksi virus korona.

Meski risiko tertular virus korona pada anak-anak tidak separah seperti pada lansia dan orang yang mempunyai riwayat penyakit tertentu, akan tetapi risiko yang dapat terjadi pada anak-anak tidak boleh disepelekan begitu saja.

Penelitian terbaru.

Sebuah organisasi di Cina baru-baru ini mengadakan penelitian terhadap 44.672 pasien yang positif korona. Organisasi riset itu ingin mengetahui kaitan antara munculnya positif korona dengan adanya riwayat penyakit kronis yang diidap.

Jumlah kematian dari sejumlah responden itu adalah 2,3 persen, atau 1.023 orang.

Dari jumlah orang yang meninggal itu diketahui orang yang meninggal dikarenakan mereka menderita penyakit jantung menduduki urutan pertama, dan orang yang meninggal pada mereka yang menderita penyakit diabetes mencapai 7,3 persen, atau urutan kedua dibawah penyakit jantung.

Senada dengan hasil studi yang dilaksanakan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Cina tadi, juru bicara pemerintah untuk korona Indonesia, Achmad Yurianto,  mengatakan berdasarkan kajian. 

Dalam salah satu konferensi persnya bulan Maret lalu, Yurianto mengatakan kondisi-kondisi seperti diabetes, penyakit paru-paru menahun, kardiovaskular, dan hipertensi sangat mempengaruhi bahkan menjadi mayoritas penyebab semakin beratnya gejala korona yang menyebabkan kematian.

Kajian lain datang dari American Diabetes Association.

Menurut ADS, kadar gula darah yang tidak terkontrol pada penderita diabetes meningkatkan risiko orang yang menderita diabetes terjangkit virus korona.

Apabila kadar gula darah yang dapat menyebabkan komplikasi tersebut dapat ditekan, dengan sendirinya risiko terinfeksi virus korona pun dapat diturunkan.

Umum berlaku bagi semua-semua, selain  melaksanakan physical distancing, memelihara kebersihan diri, para penderita diabetes sangat perlu membatasi asupan yang mengandung kadar gula yang tinggi yang Anda konsumsi sehari-hari. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun