Pada tanggal 6 April 2019, Kota Sawahlunto, sebuah kota yang terletak di propinsi Sumatera Barat akhirnya resmi ditetapkan UNESCO (United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization) sebagai warisan dunia.
Kota yang terletak sekitar 95 kilometer sebelah timur laut Padang, ibukota Sumatera Barat, itu mempunyai keunggulan dari sektor pariwisata.
Di kota yang yang dikelilingi oleh tiga kabupaten itu (Sijunjung, Solok, dan Tanah Datar) wisatawan lokal maupun mancanegara dapat melakukan Napak Tilas di areal bekas pertambangan yang didirikan pada masa kolonial Hindia Belanda.
Selain unggulan tersebut, Sawahlunto juga memiliki tiga danau, masing-masing Danau Tandikek, Danau Danau Tanah Hitam, dan Danau Kandi. Menariknya ketiga danau tersebut terbentuk dari bekas galian pertambangan batubara juga.
Selain Resort Wisata Kandi itu, Sawahlunto juga mempunyai kebun binatang dengan luasnya 40 hektar. Sawahlunto, yang didirikan pada 1888 itu juga mempunyai Waterboom Sawahlunto, tempat rekreasi wahana keluarga.
Seperti diketahui, sekarang dunia internasional sedang kelimpungan karena diberondong oleh wabah virus korona yang sudah menjadi pandemi dunia, termasuk di Indonesia.
Propinsi Sumatera Barat tak pelak ikut terdampak virus misterius yang berasal dari Wuhan di Cina tersebut.
Nyatanya, Sawahlunto kini sudah tidak lagi didatangi wisatawan, apalagi dari mancanegara.
"Kebetulan, semua tempat wisata di sini memang sudah ditutup," kata walikota Sawahlunto Deri Asta, Sabtu (18/4/2020)
Menurut Deri, turis tidak datang ke kotanya karena khawatir, dan kebetulan semua wisata tambang di wilayah kekuasaannya ditutup sementara. Tentu dalam rangkaian upaya memutus rantai penularan virus Covid-19.
Terlebih setelah kota yang dijuluki "Kota Kuali" ini masuk dalam Situs Warisan Dunia UNESCO, banyak wisatawan berkunjung ke sana sebelum terjadinya pandemi yang mengguncang dunia.