Selamat menunaikan tugas baru. Hanya itu yang ingin saya ucapkan kepada seorang sosok wanita yang sudah berjasa kepada persepakbolaan di tanah air.
Saya yakin pro dan kontra saat ini sudah bergulir di masyarakat pasal pengunduran diri Ratu Tisha Destria dari jabatannya sebagai Sekretaris Jenderal PSSI.
Sembari menguraikan air mata beningnya, Ratu Tisha mengunggah pernyataan pengunduran dirinya di akun Instagram miliknya, Senin (13/2/2020).
Belum jelas benar apa alasan wanita berusia 35 tahun itu mundur di masa jeda tertundanya liga Indonesia karena pandemi virus korona yang juga melanda negeri kita.
Beberapa sumber mengatakan hal tersebut dikarenakan adanya kesalahpahaman soal kursi VIP pada pertandingan final SEA Games Filipina beberapa waktu yang lalu.
Jasa wanita asal Banten itu yang paling dikenal orang adalah ditunjuknya Indonesia menjadi tuan rumah penyelenggara Piala Dunia U-20 2021.
Barangkali Anda tahu jasa-jasa lainnya?
Ratu Tisha mulai memangku jabatannya pada 17 Juli 2017. Posisinya menggantikan  Ade Wellington.
Berbagai kerja kreatif wanita lulusan ITB Bandung itu membuat AFC dan AFF menggerakkan mereka untuk memberi jabatan kepada wanita asal Bandung ini. Pada 22 Juni 2019, Tisha diangkat menjadi Wakil Presiden AFF. Tak lama kemudian, AFC juga menunjuk Tisha menjadi anggota Komite Kompetisi.Â
Lalu siapa sosok pengganti wanita kelahiran 30 Desember 1985 itu?
Wacana sempat beredar, wakil sekjennya, Maaike Ira Puspita, yang akan menggantikan Tisha.
Namun rumor itu dibantah PSSI. Menurut salah satu anggota Exco, Yunus Nusi, PSSI masih mencari-cari calonnya.
Bantahan juga disampaikan oleh anggota Exco sekaligus direktur Madura United, Haruna Soemitro. "Bila sekjen mundur, apakah penggantinya harus wakil sekjen?" kata Soemitro.
Maaike Ira adalah adik ipar dari Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan. Maaike diangkat menjadi wakil sekjen sejak Januari.
Walau yang menjadi penyebab mundurnya Tisha itu karena adanya keretakan hubungan internal di PSSI, namun Menteri Pemuda dan olahraga Zainuddin Amali mengharapkan mundurnya Tisha jangan sampai mengganggu persiapan Indonesia menjadi tuan rumah penyelenggara Piala Dunia U-20 2021 nanti.
"Saya belum mendapat info yang jelas, jika benar ada keretakan, biarlah itu menjadi urusan internal PSSI. Pemerintah tidak bisa turut campur soal urusan rumah tangga organisasi," kata Amali.
Beberapa waktu yang lalu, Mochamad Iriawan sempat menulis surat kepada FIFA terkait kepastian apakah penyelenggaraan Piala Dunia U-20 akan mengalami pengunduran akibat situasi yang tidak menentu karena pandemi korona sekarang ini.
Menurut jadwal, delegasi FIFA akan mengunjungi Indonesia pada akhir Maret untuk memilih enam stadion yang akan menjadi venue nantinya. PSSI sendiri sudah mengajukan 11 stadion.
PSSI dan pemerintah terpaksa belum bisa memulai pembangunan fasilitas atau renovasi stadion, karena FIFA batal ke Indonesia karena sedang lockdown.
Menurut Iwan Bule kalau pun pandemi korona akan berakhir pada bulan September, dan FIFA sudah mengunjungi Indonesia dan memilih enam stadion, maka barulah pemerintah dan PSSI bisa segera membangun segala sesuatunya.
Untuk itu, Mochamad Iriawan berharap pandemi korona segera berakhir agar dapat segera bertindak, bebenah menuju Piala Dunia U-20.
Apa arti dari linangan bening air mata Tisha?
Pada tahun 2018 sepakbola Indonesia pernah digemparkan oleh kasus mafia bola.
Beberapa pejabat PSSI ditahan karena terlibat pengaturan skor, termasuk di antaranya plt Ketua Umum PSSI, Joko Driyono. Jokdri ditunjuk menjadi plt usai Edy Rahmayadi mengundurkan diri awal Januari 2019. Jokdri dituding telah merusak alat-alat bukti kasus mafia bola.
Ratu Tisha sendiri ikut terlibat dalam investigasi yang dilakukan polri. Tisha dihadirkan sebagai saksi. Beberapa kali (dalam waktu lebih 10 jam) Tisha diinterogasi polisi.
Segera bertindak, akhirnya induk organisasi menunjuk jenderal polisi bintang tiga Mochamad Iriawan sebagai ketua umum PSSI yang baru di awal Nopember 2019.
Tak sampai satu bulan sejak diangkatnya Iwan Bule sebagai ketua umum PSSI, Timnas U-23 Garuda berangkat ke Filipina untuk bertarung di SEA Games 2019.
Beberapa media yang menemui Ratu Tisha di hotel beberapa jam sebelum final, mengatakan wanita itu terlihat emosional atas prestasi yang diraih Garuda Muda yang berhasil menembus partai final. Walau pada akhirnya Evan Dimas dkk harus puas dengan medali perak karena kalah 0-3 dari Vietnam.
Dengan air mata yang hampir mengalir, wanita kelahiran Jakarta 30 Desember 1985 itu tidak menduga Garuda Muda menembus final. Dari kasus mafia bola yang pahit, masuk ke partai puncak.
Ratu Tisha menolak para awak media yang ingin mengambil potret Tisha yang sedang berkaca-kaca karena sukacita akhirnya Indonesia masuk ke final setelah melalui perjalanan yang berat.
Jika mau, usai "hengkang" dari PSSI, Tisha dapat memutuskan untuk menerima pinangan klub Liga 2 Sriwijaya FC.
PT SOM (Sriwijaya Optimis Mandiri) gerak cepat dan langsung melamar Tisha cuma sehari sejak keputusan Tisha mengundurkan diri.
PT SOM menawarkan Tisha untuk mengisi jabatan manajer di Sriwijaya FC yang kebetulan memang sedang kosong, usai dilepaskan Hendri Zainuddin, yang kini menjadi Wakil Direktur PT SOM.
Zainuddin sendiri membenarkan kabar tersebut. Di Twitternya, Selasa (14/4/2020), Zainuddin mengatakan semoga Tisha mau merespon dan menerima pinangan tersebut.
Bagaimana Tisha?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H