Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Lainnya - dibuang sayang

Ngopi dulu ☕

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Paskah Saat Pandemi, "Sejak Jaman Nenek Moyang, Baru Kali ini Kami Dilarang ke Gereja"

10 April 2020   12:45 Diperbarui: 10 April 2020   13:21 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Umat Kristen ibadah Jum'at Agung di rumah (merdeka.com)

Kesepian dengan tidak menghadiri gereja untuk beribadah menurut Mery dirasakan bukan saja oleh umat Kristen di sana. Tetapi dirinya sendiri juga ikut merasakannya.

Mery mengaku sangat sedih bangku-bangku didalam gereja kosong. "Ada kerinduan yang besar untuk kembali bertemu dengan umat di dalam gedung gereja," katanya.

Para jemaat yang berusia lanjut di sana bahkan menceritakan inilah pertama kalinya sejak jaman dahulu jemaat dilarang ke gereja.

"Sejak Kristen masuk pada abad 17, jaman PKI 1965, baru kali ini kami dilarang," ujar seorang yang berusia lanjut.

Senada, sosiolog dan rohaniawan Franz Magnis Suseno juga menceritakan pengalamannya.

Sejak tinggal di Indonesia pada tahun 1961 sebagai anggota Serikat Yesuit, umat gereja Katolik di Jawa Tengah bahkan masih bisa beribadah pada tahun 1965 pada masa pengkhianat G 30 S PKI.

"Ada isu pada saat itu, PKI akan membakar gereja dan diserang, tapi tidak terbukti," ujar Franz.

Bahkan menurut Franz, pada era reformasi 1998, gereja Katolik tidak pernah mengeluarkan larangan beribadah di gereja.

Dilansir dari detik, ternyata Jum'at Agung sudah menjadi trending topic di media Twitter. Tagar #GoodFriday bahkan ditulis lebih dari 16.100 tweet.

Warganet umumnya mengungkapkan harapan mereka di tweet masing-masing dan mayoritas mereka merasa sedih karena harus merayakan Jum'at Agung secara online.

Beberapa di antara warganet mengucapkan selamat merayakan Jum'at Agung kepada umat Kristiani di tengah pandemi Covid-19.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun