Semua orang dari berbagai profesi dibuat tak berdaya oleh wabah virus korona. Wabah yang sangat mudah menyebar dan menular antara satu penderita dengan penderita lainnya.
Dunia menghimbau agar kita berdiam diri di rumah, bekerja, belajar, dan beribadah.Â
Presiden RI Joko Widodo juga turut menghimbau agar kita social distancing. Social distancing disini kita kudu waspada menjaga jarak dengan siapapun minimal satu meter dan menggunakan masker kalau bepergian.
Perubahan yang mendadak dari keseharian kita yang sekian banyak kita konsumsi di luar rumah, mulai dari bermain dengan teman-teman, bersekolah/kuliah, atau bekerja terasa aneh bagi kita, tetapi wabah ini memaksa kita untuk bersabar mengerjakan segala sesuatu dari rumah.
Bekerja, belajar, dan beribadah work from home.
Siapa yang tidak aneh? Mulai dari bangun tidur di pagi hari hingga tidur lagi di malam hari semuanya di rumah, bagaimana tidak membosankan?
Siapapun Anda dari berbagai profesi, tentu akan merasa bosan dan stres dengan keadaan ini.
Anda harus mengambil tindakan untuk perasaan tertekan dan depresi selama masa ini, agar kesehatan mental Anda tidak terganggu.
Kondisi burnout dapat timbul jika seseorang mengalami tekanan. Ciri-ciri dari orang yang burnout itu antara lain:Â
- merasa gagal dan tidak tahu apa yang harus dikerjakan
- kurang merawat diri
- lelah dan kewalahan
- membatasi diri dengan orang lain
- menyalahkan orang lain
- gampang marah dan frustasi
- merasa depresi dan kesedihan yang berlebih
Namun yang harus diingat dalam kondisi tersebut, ingatlah bahwa Anda tidak sendiri. Masih ada orang lain yang mau peduli permasalahan Anda dan senang membantu.
Bukan kita saja yang depresi serta frustasi dengan praktek social distancing itu. Karena sekian lamanya kita harus berdiam diri di rumah, tidak bepergian. Mereka yang berprofesi olahragawan pun terlebih lagi merasakan kejenuhan yang luar biasa, hampir-hampir gila.
Mereka pun sama dengan kita. Rindu keluar pintu rumah bertemu dengan orang lain, lelah karena kurang/tidak bisa tidur, gelisah, kehilangan semangat, dan murung.
Risiko memburuknya kesehatan mental bagi mereka (para atlet) disebabkan karena masa depan yang tidak pasti.
Dampak yang terjadi karena virus korona ada persamaan dan perbedaannya. Jika pada masa merebaknya flu babi dan SARS para atlet dicengkeram ketakutan ketika berhadapan dengan orang lain, juga sering cuci tangan berlebihan dan kecemasan lainnya.
Senada, pada masa virus korona ini para atlet juga harus mengurung diri di rumah di antara miliaran orang lainnya di seluruh dunia.
Mereka yang kini berkutat dengan depresi dapat disebutkan antara lain pemain rugby John Kirwan, petinju Mike Tyson, petarung MMA Ronda Rousey, legenda renang Michael Phelps, dan petenis Serena Williams.
Para atlet seluruh dunia juga stres karena penundaan Olimpiade.
Dikutip dari berbagai sumber, berikut tips-tips bagaimana cara menjaga kesehatan mental Anda ketika Anda harus stay at home.
- tetap berkomunikasi dengan orang lain
Anda dapat tetap berkomunikasi dengan orang lain lewat forum media sosial, untuk saling berbagi pikiran. Jika Anda terpaksa keluar rumah, tetaplah menjaga jarak antara 1-2 meter dengan orang lain.
- menjaga asupan yang sehat
Minum minuman dan makan makanan yang sehat serta berimbang. Olahraga secara teratur dan jangan merokok.
- melakukan aktivitas fisik dan hobi
Berjalan kaki, yoga dan sebagainya.Â
Apa hobi Anda ketika berada di rumah? Mendengarkan radio, mendengarkan lagu, membaca, atau memasak adalah hobi yang dapat dilakukan di rumah. Juga menonton televisi.
Aktivitas yang menyenangkan dapat membuat Anda sehat secara emosional.
- menceritakan hal yang positif
Berbagi kisah-kisah positif dapat meminimalisir rasa cemas. Ceritakanlah bagaimana orang-orang yang sembuh dari Covid-19. Juga tenaga-tenaga medis yang penuh perjuangan menolong pasien korona.
- kurangi maraknya pemberitaan
Terlalu banyak melumat dan mengonsumsi kabar-kabar yang negatif dan mengerikan dari merebaknya virus Covid-19 dapat menimbulkan kecemasan yang tidak-tidak.Â
Batasi dalam sehari, hanya satu atau dua kali saja pemberitaan tentang jahatnya virus korona.
Kesehatan mental yang baik dapat mempengaruhi kesehatan otak. Oleh karenanya sangat penting untuk tetap menjaga kesehatan mental Anda.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI