Gol itu dibuat oleh Jaime Mata.Â
Dua gol, di menit ke 19 menjadikan skor imbang 1-1. Gol dari Danilo. Harapan Ajax kembali muncul, ketika Mathias Oliveira membuat gol bunuh diri di menit ke 63. Ajax unggul 2-1.
Namun sayang, hingga wasit meniup peluit panjang tanda pertandingan berakhir, skor 2-1 tetap tidak berubah. Sehingga skor akhir agregat adalah 3-2 untuk keunggulan Getafe.
Kepada Marca, usai laga, pelatih Getafe, Jose Bordas, mengatakan "mereka mengatakan hal-hal yang buruk tentang kita, mereka menganggap kita bermain defensif sepanjang minggu, tapi hari ini kami buktikan hari ini kami dapat mencetak gol tandang. Bola kami membentur mistar gawang tiga kali. Biarlah mereka mengatakan kami tim defensif, saya tidak tahu itu," ujarnya.
Jose Bordas mengatakan tim harus memberikan selamat kepada para fans yang sudah melakukan perjalanan.Â
"Ini bersejarah, kami menang melawan tim besar, Ajax," katanya.
Pada laga tadi, Ajax memang menguasai ball possesion sebesar 70 persen dan membuat delapan kali percobaan, yang mana akhirnya menghasilkan gol kedua.
Menyusul Ajax gugur, pada hari yang sama, dua tim raksasa Portugal, Porto dan Benfica juga gugur, tidak bisa melanjutkan ke 16 besar Liga Eropa.
Benfica unggul duluan 3-1 yang mana itu membuat mereka unggul agregat 4-3. Namun lawannya, Shakhtar Donetsk mampu mencuri dua gol, sehingga laga akhir menjadi 3-3.
Demikian pun Porto. Kalah di leg pertama 1-2, mereka harus mengatasi di leg kedua, di Do Dragao. Namun, Porto malah kalah lagi dari Bayer Leverkusen dengan skor 1-3. Sehingga klub Portugal itu harus menyingkir dengan kekalahan agregat 2-5.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H