Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Lainnya - dibuang sayang

Ngopi dulu ☕

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Muka Timnas Tercoreng, Harus Jadi Catatan Tersendiri

23 Februari 2020   08:12 Diperbarui: 23 Februari 2020   08:14 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Timnas Garuda dan Pendekar Cisadane (bola.kompas.com)


Timnas Garuda yang sudah beberapa saat dilatih pelatih anyar Shin Tae-yong, ternoda.

Pada laga ujicoba, Jum'at (21/2/2020) yang dihelat di Stadion Madya, Senayan, Jakarta, Timnas senior Indonesia dibantai tim Persita Tangerang dengan skor akhir 1-4.

Hasil itu merupakan suatu kejutan, dimana tim yang baru saja promosi di musim yang tak lama lagi bergulir, Persita Tangerang bukannya kalah. Tidak juga seri. Tapi malah tim asuhan Widodo Cahyono Putro itu malah menang besar!

Sebaliknya, Timnas Indonesia yang mendapatkan porsi latihan fisik, bahkan disinyalir sudah mengalami peningkatan daya tahan tubuh, bukannya menang atau draw, malah kalah dengan skor mengherankan.

Namanya ujicoba, hal tersebut bukan prioritas bagi Shin Tae-yong. Akan tetapi kebobolan sampai empat gol melawan Persita, tentu harus menjadi catatan tersendiri.

Sejak perdana melakukan latihan fisik di bawah pelatih berusia 50 tahun itu, Garuda memang merasa lelah. Diakui oleh Shin, sebenarnya Rezky dkk mampu memberikan perlawanan lebih melawan tim yang bermarkas di Tangerang itu.

Shin Tae-yong kecewa dan benar-benar tidak menyangka kalau Persita bakal membobol empat gol ke gawangnya. Kendati demikian, Shin mengatakan semenjak latihan perdana pada 15 Pebruari lalu, anak asuhnya pada sore melatih fisik selama 41 menit dan pada siangnya melatih angkatan berat. Oleh karenanya, hasil laga ini jadi seperti itu, kelelahan.

Namun sebagai punggawa nasional, setidaknya tidak demikian.

Mungkin itu disebabkan karena kondisi yang tidak fit, sehingga laga juga buruk.

Pada Minggu hari ini, Shin akan memulangkan peserta TC itu kepada klub masing-masing, dan mereka akan berkumpul kembali pada 16 Maret mendekat laga kualifikasi Piala Dunia 2022.

Shin juga mengatakan Persita sudah berlatih beberapa bulan, sedangkan timnas baru seminggu, jadi hasilnya seperti itu. 

Mengaca dari situ, pada tahap selanjutnya Shin bakal melatih dan mengasah punggawa bangsa dengan latihan taktik dan strategi.

Memang Garuda belum sempat dilatih strategi oleh mantan pelatih Timnas Korea itu

Pada laga, Persita unggul 1-0 duluan berkat gol bunuh diri Timnas. Gol kedua diciptakan dari sisi gawang di menit ke 32 oleh Samsul Arif.

Skor berubah menjadi 2-1 ketika Timnas memperkecil ketinggalannya di menit ke 40 berasal dari free kick.

Tim yang dijuluki Pendekar Cisadane itu lebih agresif lagi memasuki babak kedua. Melalui umpan tarik di menit ke 62, Eldar Hasanovic membobol jala Garuda. 3-1.

4-1 dirobek oleh Aldi Al Achya di menit ke 65.

Di sisi lain skor akhir 4-1 itu mencoreng coach Shin, namun di sisi lain Pendekar Cisadane mendapat modal apik untuk mengarungi musim Liga 1 yang bakal perdana sepekan lagi.

Positivisme tersebut dikatakan oleh Widodo Cahyono Putro, pelatih Pendekar Cisadane.

Kendati demikian, Widodo mengakui Timnas Garuda sangat kelelahan sesuai menjalani latihan fisik, Widodo paham mereka (Garuda) tidak mencari kemenangan.

Namun apa pun itu, "Kemenangan modal positif bagi tim sebelum Liga 1 bergulir," kata mantan tukang Bali United FC itu.

Usai laga, pencetak gol kedua "Si Ungu" Samsul Arif, kekalahan Timnas adalah hal yang wajar. Mantan striker Timnas itu mengatakan senada, Timnas baru saja melakukan latihan fisik dan mental.

Pemain berusia 34 tahun itu bahkan memuji para pemain Garuda sebagai Korea banget, style Korea, dan butuh waktu. 

"Tak boleh menilai mereka dari sekali ujicoba, pressing mereka bagus sekali di babak pertama," puji Samsul.

Adapun Ketua Umum PSSI, Iwan Bule, mengatakan walaupun belum memuaskan, akan tetapi Shin harus terus meningkatkan kemampuan para punggawanya.

Mantan pencetak gol terbaik Asia, Widodo Cahyono Putro, membawa Persita Tangerang menjadi runner-up Liga 2 2019, setelah di final, mereka kalah tipis 2-3 dari Persik Kediri.

Sebagai tim promosi, tentu "pembantaian" itu merupakan suatu kejutan bagi pecinta bola dan Persita Tangerang. Di lain sisi, setidaknya muka coach Shin tercoreng.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun