Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Lainnya - dibuang sayang

Ngopi dulu ☕

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Inter: Kudeta, Penguasa Milan, dan Untung Besar

11 Februari 2020   10:56 Diperbarui: 11 Februari 2020   12:18 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Inter Milan penguasa (liputan6.com)


Inter Milan, tim yang sempat dimiliki oleh bos Indonesia, Erick Thohir, mendapatkan kebahagiaan lain selain memenangi Derby Della Madonnina. 

Seperti diketahui, laga pekan ke 23 Serie A tersebut digelar di Stadio Giuseppe Meazza, Senin (10/2/2020) dinihari WIB.

Kendati tertinggal 0-2 terlebih dahulu di jeda babak pertama, Inter akhirnya bangkit dan membalik keadaan menjadi kemenangan dengan skor 4-2.

Tampil buruk di babak pertama, gawang Inter dibobol dua gol oleh Ante Rebic di menit ke 40 dan oleh Zlatan Ibrahimovic di menit ke 45.

Sedangkan gol Inter Milan dicetak oleh Marcelo Brozovic di menit ke 50, dua menit kemudian gol menjadi imbang 2-2 lewat Matias Vecino.

Skor berubah menjadi 3-2 untuk keunggulan Inter lewat gol sundulan dari Stefan de Vrij di menit ke 70. Sedangkan Romelu Lukaku melengkapi kemenangan Inter menjadi 4-2 di menit ke 93.

Inter pun memetik poin penuh dan mengumpulkan poin 54, sama dengan Juventus. Tapi Inter berhak di posisi puncak, karena mereka unggul selisih gol dari Si Nyonya Tua. Inter memiliki surplus gol 28, sedangkan Juventus 21.

Selain memenangi Derby, Inter mengkudeta saingan terdekatnya Si Nyonya Tua. 

Dan selain itu, Inter juga meraup keuntungan yang besar dari hasil penjualan karcis.

Laga kemarin itu Inter Milan mengantongi uang sebesar 5,5 juta euro (sekitar Rp 82,6 miliar). Jumlah yang besar, tapi bukan yang "ter".

Inter Milan pernah memperoleh 7,8 juta euro dari penjualan karcis ketika Inter menyuguhi Barcelona di ajang penyisihan grup Si Kuping Lebar. Stadion padat dan karcis dijual dengan harga spesial.

Football Italia mengatakan sebanyak 75.000 karcis terjual dari berbagai harga. Bahkan beberapa hari menjelang bentrok, karcis sudah ludes dibeli suporter kedua tim.

Dari segi kejayaan, Juventus yang selalu scudetto nyaris dalam satu dekade terakhir, sangat sulit untuk digulingkan. Tercatat Juventus juara pada musim 2011-2012 sampai 2018-2019.

Ada dua tim yang kecele karena gagal dalam upayanya menghadang Juventus menuju scudetto, dialah AS Roma dan Napoli.

Kedua tim tersebut kali ini nampaknya sulit untuk menggoyangkan kembali Si Nyonya Besar. Karena mereka sedang tenggelam kini.

Kini, yang berpotensi untuk itu adalah selain Inter Milan, juga Lazio yang kini menempel ketat Juventus dengan selisih satu poin, di tempat ketiga.

Sejak dibesut Inzaghi, Lazio tampil konsisten, sehingga mereka layak disebut sebagai pengganggu bagi Si Nyonya Besar.

Juventus, Inter Milan, dan Lazio bersaing ketat memperebutkan gelar scudetto.

Sempat tertinggal 0-2 hingga jeda, namun pada akhirnya Inter dapat bangkit dan membalikkan keadaan. Hal tersebut menunjukkan kalau kelas Inter berada di atas AC Milan.

Romelu Lukaku melakukan selebrasi usai mencetak gol keempatnya di menit ke 93. Mantan pemain Manchester United itu melepas kaosnya dan menggantungkannya di ujung bendera sepak pojok. Hal tersebut seolah Lukaku ingin menunjukkan kalau Inter adalah penguasa kota Milan.

Sehari sebelumnya, Minggu (9/2/2020), Juventus dibekuk oleh "kuda hitam" Hellas Verona dengan skor 1-2. Itulah kekalahan ketiga tim yang berjuluk Si Nyonya Besar itu di Liga Italia Serie A musim berjalan.

Sedangkan Inter Milan baru sekali kalah.

Usai laga, Maurizio Sarri mengingatkan agar para anak asuhnya jangan terlalu percaya diri dengan hanya mengandalkan Cristiano Ronaldo untuk meraih kemenangan. 

Ronaldo bukanlah jaminan untuk selalu abadi menang.

"Juve harus benar-benar kotor," ujar si perokok. Merujuk kepada para pemainnya agar bisa bekerja lebih keras lagi.

Alasan klise si perokok. Rumor sudah beredar bahwa dirinya bakal dipecat.

Juventus kini sudah mempertimbangkan dan melirik lagi Massimiliano Allegri yang pernah mengantarkan Si Nyonya Besar juara tiga kali beruntun Liga Italia.

"Terlalu dini untuk memperbincangkan juara Liga Italia, yang terpenting adalah lolos ke Liga Champions (empat besar)," ujar Igli Tare, Direktur Olahraga Lazio.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun