Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Lainnya - dibuang sayang

Ngopi dulu ☕

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Sejauh Mana Peran Putri Kusuma Wardani Menggantikan Fitriyani?

29 Januari 2020   08:21 Diperbarui: 29 Januari 2020   08:38 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidak mau ambil resiko, PBSI memutuskan untuk membatalkan keikutsertaannya pada China Masters 2020. Rencananya turnamen BWF berkategori Super 100 itu bakal digelar pada 25 Pebruari hingga 1 Maret 2020.

Berjangkitnya virus misterius menjadi penyebabnya.

Menurut rencana, Indonesia akan mengirimkan 44 atletnya ke turnamen berhadiah total 90.000 USD ini. 

Yang akan berpartisipasi antara lain ganda putri Ni Ketut Mahadewi Istarani/Tania Oktaviani Kusumah, Tunggal putra Ikhsan Leonardo Imanuel Rumbay, dan juara junior ganda campuran Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin.

Keputusan pembatalan tersebut diambil oleh Susy Susanti, Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI.

"Kami juga mendapat kabar, atlet-atlet cabang olahraga lain yang sedang latihan di Cina menarik kembali," kata Susy.

Menurut Susy, kendati belum ada travel warning dari pemerintah, tapi Susy tidak mau kecolongan akan keamanan atlet-atlet mudanya. Cari aman saja.

Menurut peraih medali emas Olimpiade Barcelona itu, PBSI sudah melaporkan pembatalan itu kepada BWF (Badminton World Federation). Selain itu PBSI juga sudah menghubungi pihak panitia turnamen dengan memberikan penjelasan.

Sedangkan ke Kejuaraan Asia yang bakal dihelat April nanti, Susy juga mengungkapkan kemungkinan untuk membatalkannya juga. Apalagi Kejuaraan Asia itu digelar di Wuhan, pusat penyebaran virus korona.

Apa pun yang terjadi, keamanan lebih baik dari segalanya. Seperti diketahui Kejuaraan Asia tersebut merupakan turnamen BWF terakhir yang memperhitungkan poin Olimpiade.

Akan tetapi para pemain dan official Indonesia tidak membatalkan rencananya ke Manila, Filipina untuk mengikuti Kejuaraan Beregu Asia.

Rombongan Indonesia akan bertolak ke Filipina pada Sabtu (8/2/2020) untuk mengikuti Kejuaraan Beregu Asia 2020 yang akan dihelat di Manila, pada 11-16 Pebruari 2020 mendatang.

Walaupun belum ada travel warning untuk bepergian ke Filipina, tetapi para pemain akan diberikan vaksin polio untuk berjaga-jaga, sama ketika keberangkatan para atlet yang akan mengikuti SEA Games 2019 lalu.

Ajang Kejuaraan Beregu Asia itu adalah juga kualifikasi menuju Kejuaraan Piala Thomas dan Piala Uber yang bakal digelar pada April tahun ini.

Tim putra Indonesia merupakan juara dua kali beruntun dalam dua edisi terakhir di Badminton Asia Team Championship tersebut.

Pada edisi yang digelar di Rizal Memorial Colosseum, Manila sekarang ini, tim Indonesia diperkuat oleh Jonatan Cristie dan Anthony Sinisuka Ginting di tunggal putra, serta Hendra Setiawan/Muhammad Ahsan dan Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon di ganda putra.

Menurut Susy, tim putra lebih besar peluangnya lolos ke Piala Thomas. "Yang penting lolos dulu," kata Susy.

Kejutan terjadi pada tim putri. Tunggal putri Indonesia tidak mengikutsertakan Fitriani, putri kedua terbaik Indonesia.

Tetapi sebagai gantinya, Indonesia membawa pemain muda Putri Kusuma Wardani.

Susy beralasan, kondisi Fitriani sedang drop dan kehilangan kepercayaan diri. "Kalau kalah lagi, dia bisa frustasi, sampai dia siap. PBSI akan membawa pemain muda dulu" tutur Susy.

Tunggal putri lainnya yang dibawa ke Manila adalah Gregoria Mariska Tunjung, Ruselli Hartawan, dan Chairunissa.

Sedangkan ganda putri dipercayakan kepada Greysia Polii/Apriyani Rahayu sebagai ganda utama. Serta Tania Oktaviani Kusumah/Ni Ketut Mahadewi Istarani, dan Ribka Sugiarto/Siti Fadia Silva Ramadhanti.

Turnamen Beregu ini nantinya juga akan memperhitungkan poin-poin Olimpiade Tokyo.

Barangkali hal-hal ini yang menjadi pertimbangan tidak diikutsertakannya Fitriani ke Kejuaraan Beregu Asia.

Fitriani memiliki beberapa faktor yang membuatnya tidak konsisten, di antaranya soal adaptasi perpindahan pelatih dari Minarti Timur ke Reonny Mainaky.

Tunggal peringkat kedua terbaik di Indonesia setelah Gregoria Mariska Tunjung itu bahkan terhenti di babak pertama turnamen Thailand Masters pekan lalu.

Seyogyanya, Fitriani merupakan juara bertahan di turnamen BWF berkategori Super 300 itu. Fitriani ditumbangkan wakil tuan rumah Pornpawee Chochuwong dengan dua gim langsung, 9-21 dan 16-21.

Susy Susanti juga menjelaskan faktor-faktor lain soal menurunnya permainan Fitriani, bahwa Fitriani  agak sedikit terpengaruh dengan omongan orang lain.

Kambuh lagi, yang mempengaruhi juga mental bertandingnya. "Memperbaharui cara berpikir di lapangan," tutur Susy.

Untuk itu Fitriani disarankan untuk latihan dulu. Susy akan memantau perkembangan Fitriani, jika memang membaik, maka pemain berusia 21 tahun itu akan diterjunkan di turnamen Eropa.

Menurut Susy, masih ada waktu sebulan ke turnamen Eropa setelah Thailand Masters.

"Sebulan untuk melihat perkembangannya, pelatih yang paling tahu," kata wanita kelahiran Tasikmalaya itu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun