Namun ketiadaan pemain terbaik 2019 di Istora Senayan Jakarta itu tidak akan mempengaruhi ketatnya persaingan pada nomor tunggal putra.
Turnamen BWF Super 500 ini dinamakan Daihatsu Indonesia Masters, dan digelar dari 14 hingga 19 Januari 2020.
"Semua senang main di sini, tanpa Momota saya tetap harus berupaya maksimal, karena semua pemain merata, persaingan bukannya berkurang. Semua pemain ingin membuktikan sebagai yang terbaik" kata tunggal putra Indonesia, Anthony Sinisuka Ginting.
Tanpa Momogi, yang selalu seru.
Momogi sering dinantikan, sudah lima kali Ginting bertemu dengan Momota di Gelora Bung Karno, termasuk Indonesia Masters, nomor perorangan dan beregu Asian Games 2018.
Di babak pertama Daihatsu Indonesia Masters 2020, Ginting bertemu dengan pemain India, Kashyap Parupalli. Apabila juara Indonesia Masters 2018 ini menang, maka Ginting akan ditunggu oleh Victor Axelsen, Chen Long, atau Tommy Sugiarto di babak selanjutnya.
Sami mawon dengan pendapat Ginting, pemain Taiwan Chou Tien Chen juga mengatakan tanpa hadirnya Momota, persaingan di tunggal putra tetap ketat.
Pada tahun lalu, Chou mendapat dukungan dari penonton Istora, dan tahun ini dia juga berharap yang sama, yang mana itu bakal menjadi modal yang berharga.
Tapi tiadanya Momota, ada sedikit keuntungan bagi dua tunggal putra Indonesia, Jonatan Cristie dan Ginting.Â
Setidaknya, Jonatan dan Ginting dapat memperkokoh posisinya di delapan besar dunia. "Ranking dunia ini amat mempengaruhi susunan pemain ke Olimpiade mendatang," kata Ketua Bidang Pembinaan dan Prestasi PB PBSI, Susy Susanti.
Kento Momota menjadi Headline