Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Lainnya - dibuang sayang

Ngopi dulu ☕

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Roda Berputar, Hakan Sukur Kini Jadi "Ojol" di Washington

15 Januari 2020   08:02 Diperbarui: 15 Januari 2020   08:43 1707
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masih ingat nama ini: Hakan Sukur?

Hakan Sukur yang kini berusia 48 tahun adalah salah satu pemain terbaik yang dimiliki sepanjang sejarah Turki. Namanya tersohor karena mengantarkan negaranya menjadi juara ketiga pada Piala Dunia 2002 di Jepang dan Korea.

Nama Hakan Sukur mulai naik daun ketika dia membela klub Galatasaray pada musim 1992-1995. Sempat bermain di Torino sebentar, Sukur kembali ke Galatasaray.

Inter Milan yang kepincut dengan permainan Sukur di Galatasaray, meminang Sukur pada 2000/2001. 

Akan tetapi Sukur bermain kurang memuaskan di Inter Milan, hanya bermain satu setengah musim, Sukur lalu dijual ke Parma.

Pada akhir-akhir kariernya, Sukur sempat membela Blackburn Rovers, lalu balik lagi ke Galatasaray.

Bersama Timnas Turki, pemain yang dijuluki "Banteng Bosphorus" itu sudah membobol gawang lawan dengan 51 gol dari 112 kali main. Sedang di semua klub dia sudah mengukir 250 gol.

Sukur berkarier sebagai pemain bola dalam rentang waktu 1987 sampai 2007.

Sesudah memutuskan gantung sepatu di 2007 pada usianya yang ke 37, Sukur terjun ke dunia politik.

Dia bergabung dengan Partai Keadilan dan Pembangunan pimpinan Recep Tayyip Erdogan dan menjadi anggota parlemen pada tahun 2011. 

Namun dua tahun kemudian, pemilik 115 caps untuk Timnas Turki itu keluar karena Erdogan cs diselidiki "KPK" dalam kasus korupsi. Karena terjadi beda pendapat.

Roda kehidupan terus berputar, setelah memasuki dunia politik, di sinilah kehidupannya mulai kacau balau.

Sukur digadang-gadang sebagai pengkhianat kepada Presiden Erdogan. 

Pemerintah Turki mulai memburu mantan striker Timnas Turki tersebut karena Sukur telah menyatakan dukungannya kepada seorang ulama Turki, dalang usaha penggulingan kekuasaan kepada pemerintah Turki.

Ulama tersebut, Fethullah Gullen, berupaya mengkudeta Erdogan. Dan bintang Turki di Piala Dunia 2002 itu dicap sebagai salah seorang anggota organisasi teroris bersenjata.

Sukur sempat terancam dipenjara selama empat tahun karena unggahannya di Twitter yang isinya menghina Presiden Erdogan. Namun Sukur menyatakan dia tidak bermaksud menghina sang Presiden 

Namun beberapa pihak penuntut jelas-jelas menyatakan unggahan Sukur itu bersifat menghina Presiden Erdogan.

Dan apa yang terjadi sekarang?

"Erdogan sudah merampok hidup saya. Saya sudah tak punya hak lagi untuk bekerja, mengeluarkan pendapat, dan kemerdekaan. Saya tidak punya apa-apa lagi. Tak ada yang bisa menjelaskan apa salah saya dan apa peran saya dalam kudeta itu," kata Sukur.

Kehidupan Sukur kini sangat sulit. Dia terkucilkan di Turki dan tidak dapat bekerja di sana. Di Amerika kini, Hakan Sukur hanya menjadi seorang supir taksi online di Washington dan penjual buku!

Kepada harian Jerman Welt am Sonntag, Sukur mengatakan, karena dia dituduh terlibat kudeta, maka keluarganya juga kena imbasnya.

Ayahnya dijebloskan ke penjara, anak-anaknya mendapat gangguan kasar di jalan, dan toko butik isterinya dilempari batu-batu.

Selain itu, "Semua milik saya disita, dan setiap komentar saya selalu mendapat ancaman," kisah Sukur.

Untuk itulah, pada 2016, Sukur pindah ke Amerika Serikat. 

Sempat membuka cafe di Washington, tapi beberapa orang sering datang ke kafenya dan membuat hal-hal yang meresahkan.

Sukur menyebutkan orang-orang yang meresahkan itu adalah orang-orang Turki yang bermain musik dombra, musik khas Turki. 

Barangkali seperti dangdut di Indonesia.

"Karenanya saya sekarang berjualan buku dan menjadi supir taksi online," katanya.

Untuk menghidupi diri beserta keluarganya.

Derita Sukur semakin gelap, ayahnya divonis mengidap kanker. Kendati kemudian ayahnya dikeluarkan dari bui, tapi masih menjalani tahanan rumah.

Sami mawon, ibunya juga didiagnosis mengidap kanker.

Lebih lanjut Sukur menceritakan, ada seorang mahasiswa asal Turki di negara Paman Sam itu yang mengajaknya selfi. Tapi lantas mahasiswa tersebut kemudian dibui selama 1 tahun plus 2 bulan!

Begitulah kehidupan politik. Sukur yang terlibat kudeta untuk menggulingkan Erdogan sekarang kehidupannya begitu gelap dan merana.

Di Turki, di bawah Presiden Erdogan, dia diasingkan dan mengalami banyak kesulitan. Sulit mendapatkan pekerjaan.

Tinggal di Amerika, Hakan Sukur juga dikejar-kejar. Kini Sukur menjadi supir taksi online Uber dan penjual buku di Washington untuk menghidupi keluarganya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun