Selain itu, "Semua milik saya disita, dan setiap komentar saya selalu mendapat ancaman," kisah Sukur.
Untuk itulah, pada 2016, Sukur pindah ke Amerika Serikat.Â
Sempat membuka cafe di Washington, tapi beberapa orang sering datang ke kafenya dan membuat hal-hal yang meresahkan.
Sukur menyebutkan orang-orang yang meresahkan itu adalah orang-orang Turki yang bermain musik dombra, musik khas Turki.Â
Barangkali seperti dangdut di Indonesia.
"Karenanya saya sekarang berjualan buku dan menjadi supir taksi online," katanya.
Untuk menghidupi diri beserta keluarganya.
Derita Sukur semakin gelap, ayahnya divonis mengidap kanker. Kendati kemudian ayahnya dikeluarkan dari bui, tapi masih menjalani tahanan rumah.
Sami mawon, ibunya juga didiagnosis mengidap kanker.
Lebih lanjut Sukur menceritakan, ada seorang mahasiswa asal Turki di negara Paman Sam itu yang mengajaknya selfi. Tapi lantas mahasiswa tersebut kemudian dibui selama 1 tahun plus 2 bulan!
Begitulah kehidupan politik. Sukur yang terlibat kudeta untuk menggulingkan Erdogan sekarang kehidupannya begitu gelap dan merana.