Menjadi bayang-bayang Mohamed Salah selama dua tahun terakhir, Sadio Mane akhirnya dinobatkan menjadi pemain terbaik Afrika 2019.
Tahun yang baru saja berlalu menorehkan penampilan yang fantastis bagi Sadio Mane. Bersama klubnya Liverpool, pemain asal Senegal itu mengantarkan Liverpool mencium trofi Liga Champions, Piala Super Eropa, dan Juara Dunia Antarklub 2019.
Pada musim yang berjalan, Mane sejauh ini sudah membobol 15 gol untuk tim kota pelabuhan Marseyside.
Hingga sekarang belum ada tim yang mampu mengalahkan Liverpool, mereka langgeng bertahan di posisi puncak dengan 58 poin. Mereka cuma sekali bermain imbang (1-1) melawan Manchester United di Liga Inggris.
Bahkan dengan runner-up sementara Liga Inggris, Leicester City, Liverpool unggul 13 poin.
Di semua kompetisi, selama tahun 2019, pria berusia 27 tahun tersebut sudah mengukir 36 gol buat timnya.
Dalam acara yang digelar pada Rabu (8/1/2019) dinihari WIB di resort Laut Merah Hurghada, Mesir, Mane mengalahkan dua kandidat lainnya, yaitu Riyad Mahrez (Aljazair - Manchester City), dan rekan setimnya, Mohamed Salah (Mesir).
Namun, baik Salah maupun Mahrez nampak tidak hadir di sana, akan tetapi dihadiri oleh Arsene Wenger, mantan manajer Arsenal.
Sadio Mane dengan demikian menjadi pemain Senegal kedua yang pernah meraih penghargaan serupa, setelah El Hadji Diouf, pada 2002. Diouf juga mantan punggawa Liverpool.
Bertindak sebagai pemberi penghargaan kepada Mane adalah Samuel Eto'o. Pemain asal Kamerun Eto'o ini sempat menikmati empat kali penghargaan seperti itu.
Dalam ucapannya menyambut penghargaan tersebut, Mane antara lain mengucapkan rasa terimakasihnya kepada semua-semua. Mane menyebutkan di antaranya kepada semua orang di negaranya, keluarganya, dan khusus kepada pamannya yang hadir.Â
Mane juga mengungkapkan rasa bahagianya. Dirinya berasal dari sebuah desa kecil bernama Bambali. "Saya yakin mereka sedang menyaksikan saya saat ini," kata Mane merujuk kepada warga kampung halamannya.
Untuk negara, Aljazair ditetapkan sebagai tim terbaik Afrika dan pelatihnya, Djamel Belmadi, sebagai pelatih terbaik Afrika.
"Saya sangat bangga dan bersukacita. Saya berterima kasih kepada Liverpool, federasi, staf, tim nasional, dan keluarga saya. Sepakbola adalah pekerjaan saya," kata Mane.
Rendah hati
"Mane adalah kita," kata salah seorang penggemar Liverpool.Â
Penggemar itu, Fred Diaries, merasa kagum atas sikap rendah hati dari Sadio Mane. Oleh sebagian orang yang lebih mengenal Mane lebih dekat, Mane memang seorang yang rendah hati.
Fred Diaries sempat kepergok Mane masih menggunakan hpnya dengan layar yang sudah retak. Padahal dengan bayaran mahal Mane di Liverpool, membeli hp baru tentu bukan masalah sama sekali.
Sebuah kamera juga sempat merekam Mane sedang membersihkan toilet di sebuah mesjid di Liverpool. Patut diketahui, Mane adalah seorang Muslim.
Dalam rekaman lainnya, sebuah video merekam Mane sedang turun dari bus rombongan pemain Senegal. Melihat seorang petugas hendak mengambil barang dari bagasi bus, Mane turut menghampiri si petugas, seraya membantu memindahkan barang-barang itu ke tempat lain.
Bukan hanya itu, diketahui Mane juga mempunyai keinginan untuk membangun sekolah dan mesjid di kampung halamannya.
"Benar-benar sikap rendah hati," ujar salah seorang penggemar Liverpool lainnya.
Selamat buat Sadio Mane.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H